Mulai Berbisnis Dari Tugas Sekolah

0
Proses gelar kewirausahaan di SMA Negeri 1 Turen. (Foto: Ist/ IP)

Kab Malang, IP – Masing-masing peserta didik memiliki cara tersendiri untuk mengerjakan tugas sekolah, demikian juga dengan siswa SMA Negeri 1 Turen, Tata Andromeda.

Siapa sangka, tugas yang dikerjakan hanya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut menjadi batu loncatan untuk Tata saat ini. Dengan modal dari uang saku, ia memulai usaha kulinernya.

Tata mengaku sangat tertarik dengan mata pelajaran kewirausahaan. Usahanya yang dirintis saat ini pun merupakan pengembangan dari tugas Gelar Kewirausahaan.

Diceritakan Tata, berawal dari tugas kelompok yang dikerjakan bersama-sama, kini Tata harus menghandle semuanya sendiri.

Baca Juga:

Beri Praktik Kewirausahaan, SMP 4 YPK Jatim Undang Mbakyu Kota Malang

Panduan Lengkap untuk Membangun Usaha yang Legal dan Terpercaya

Kartika, Alumni UM Fokus Membangun Usaha

“Kalau untuk saat ini saya masih menghandle semuanya sendiri, mulai dari produksi hingga administrasi,” cerita Tata.

Dengan memulai usaha kuliner, Tata mengaku bingung membagi waktunya untuk produksi dan sekolah. Bersama bantuan sang ibunda, Tata berhasil menyeimbangkan hal tersebut.

“Untuk produksi saya lakukan dua hari sekali, nanti ketika sekolah ibu yang membantu melayani pemesanan lewat aplikasi ataupun delivery order,” jelasnya.

Saat ini perharinya, tata mampu menjual minimal 10 box dua menu kuliner. Ia juga mengakui, melalui pembelajaran kewirausahaan ia mengerti cara untuk menemukan laba dan rugi.

“Karena menu yang saya jual ini tergolong mahal, melalui pembelajaran kewirausahaan saya belajar bagaimana menetapkan harga. Jadi ketika bahan baku naik saya masih bisa berjualan di harga yang sama,” paparnya.

Proses gelar kewirausahaan di SMA Negeri 1 Turen. (Foto: Ist/ IP)

Gelar Kewirausahaan Ajak Siswa Berwirausaha

Hal serupa terjadi pada Hanindia, setelah Gelar Kewirausahaan ia mencoba kembali melakukan open order dengan menu yang sama.

“Waktu itu sampai 100 orderan, ini membuat kewalahan ditambah lagi kita menyelesaikannya setelah pulang sekolah,” ungkapnya.

Sempat beberapa kali ia mengaku bingung untuk bahan baku karena saat pulang sekolah rata-rata pasar sudah tutup. Namun baginya bukan jadi masalah besar, justru ia menganggap hal ini sebuah pengalaman baru.

Selain kendala tersebut Hanindia juga bercerita, bahwa kendala lainnya saat harus membawa pesanan tersebut ke sekolah. Dengan total yang tak sedikit ia harus membawa seluruhnya di hari yang sama.

Turut dibenarkan oleh Teguh Wibowo, Guru Prakarya dan Kewirausahaan, pembelajaran ini luarannya memang ingin difokuskan untuk mengajak anak-anak berwirausaha. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 107

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News