Kab Malang, IP – Sudah sekitar 5 tahun Tri Rahmat Habibie menjalankan profesi sebagai seorang guru di SMKN Wonosari Kabupaten Malang. Namun siapa sangka, guru kewirausahaan satu ini ternyata juga merupakan seorang pengusaha peternakan sapi yang sudah menghasilkan omzet miliaran rupiah.
Baca Juga:
Budidaya Lobster Air Tawar Banyak Hasilkan Untung
Dibantu oleh satu tenaga kerja, ada 13 ekor sapi yang kini ia rawat di kandang sapi SyD Fam, Pakisaji, Kabupaten Malang.
Sebelum menjadi seorang guru, Habibie diketahui sudah lama menjalankan bisnis peternakan sapi. Bahkan bisnisnya ini sudah dirintis sejak tahun 2006 silam. Sebab membuka bisnis sapi sudah menjadi sesuatu yang ia inginkan sejak lama.
“Tahun 2006 itu saya sewa kandang di Pakisjajar, tapi gagal. Lalu 2009 akhir sampai 2014 saya merantau ke Sumatra, nah di Sumatra ini saya dapat ilmu lebih banyak, terutama ilmu lapangan seperti penanganan hingga penggemukan sapi,” ucapnya.
Meski demikian, lagi-lagi ia harus menemui kegagalan dalam berbisnis sapi. Ini membuat pada tahun 2014 ia harus balik ke Malang dengan tidak membawa harta sepeser pun.
Pengalaman pahit yang bertubi-tubi tersebut nyatanya tak membuat Habibie kapok untuk berbisnis. Terbukti pada tahun 2017 ia mampu bangkit kembali dengan merintis unit bisnis peternakan sapi bernama SyD Fam.
“Jadi tahun 2015 itu saya nikah, lalu merintis di kandang sini ini 2017,” kata Habibie.
Berdasarkan pengalaman, Ikhwal kegagalan yang pernah dia alami disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama karena masih terlalu dini dalam membuka bisnis peternakan sapi, kedua kesalahan dalam manajemen pakan dan kandang, ketiga karena kurangnya kontrol keuangan.
Apalagi saat itu, semua operasional ia kendalikan sendiri, sehingga menciptakan ketidakmampuan dalam manajemen dan menjalankan bisnis peternakan.
“Karena waktu itu bisnis full saya pegang, perawatan sapi saya pegang, semua saya pegang. Jadi ada ketidakmampuan karena batas seseorang itu pasti ada, seharusnya harus bagi tugas agar lebih fokus,” tuturnya.
Dari kegagalan yang pernah Habibie alami, membuatnya belajar banyak untuk lebih meminimalisir risiko dari bisnisnya tersebut. Bahkan di Idul Adha tahun 2022 lalu, saat sekitar 70 sapi ternaknya terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Habibie berhasil mengatasi dan mendapat omzet sekitar Rp 1,3 Miliar Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 115