Malang, IP – Sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional yang sedang melangkah menuju Adiwiyata Mandiri, SMPN 9 Malang terus menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswanya. Penanaman nilai ini dilakukan baik melalui pembelajaran teori maupun projek. Untuk menjaga konsistensi penanaman nilai-nilai karakter tersebut, SMPN 9 Malang memiliki beragam kreativitas dan ide unik yang berbeda.
Dalam perjalanan menuju Adiwiyata Mandiri, salah satu syarat administratifnya adalah sekolah harus memiliki sekolah imbas. Sekolah imbas adalah sekolah yang dibina dan digandeng untuk bersama-sama menuju status Sekolah Adiwiyata, baik tingkat kota, provinsi, nasional, maupun mandiri.
Baca Juga :
SMP Shalahuddin Tingkatkan Sistem Program Unggulan Tahfidz Sekolah
KB–TK–SD Shining Star dan SMP Kristen 1 YPK Gelar Jalan Sehat Meriahkan HUT ke-80 RI
Demokrasi Kreatif: Siswa SMP Budi Mulia Malang Pilih Ketua dengan Filosofi Alam & Shio
Dalam hal ini SMPN 9 Malang miliki 10 sekolah imbas dan 2 diantaranya sudah dimajukan dalam proses Adiwiyata Mandiri. Terdapat 9 sekolah imbas yang sudah menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat kota, dan 1 sekolah menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi, dan semuanya akan maju ke jenjang selanjutnya tahun depan.
Proses menjadi Sekolah Adiwiyata tidaklah singkat. Ini adalah proses penanaman karakter kepada siswa agar peduli dan berbudaya lingkungan, sehingga bersifat berkelanjutan, bukan periodik. Banyak cara dan inovasi yang dilakukan SMPN 9 untuk menanamkan nilai tersebut, di antaranya mengolah bahan baku asli dari sekolah menjadi produk unik.
Contohnya adalah inovasi pengolahan rosella yang dijadikan kue dan diberi nama Cakros (cake rosella), Kuku Belo (kunyit putih belimbing wuluh), Aserehe (asam, sereh, jahe), keripik kulit mangga, hingga es krim sawi. Bahan-bahan tersebut dihasilkan dari lahan sekolah yang ditanam oleh kader Adiwiyata bersama guru. Terbaru, kader dan guru telah memanen pakcoy di kebun hidroponik mereka. Selanjutnya, mereka akan menanam terong, cabai, dan sayuran lainnya.
Selain olahan makanan dan minuman, SMPN 9 juga mahir membuat karya seni dan mendaur ulang barang bekas menjadi barang bernilai guna. Salah satu inovasi mereka adalah “Sekolah 1000 Batok”. Inovasi ini berawal dari lokasi sekolah yang dekat dengan Pasar Comboran, yang terkenal sebagai penghasil kelapa, sehingga menghasilkan banyak limbah seperti batok dan sabut kelapa Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 147
Total Kunjungan: 97