
Malang, IP – SMP Kristen 1 YPK Jl Kelud 14 Malang menggelar upacara peringatan Hari Guru Nasional pada Selasa (25/11/2025) dengan suasana yang penuh khidmat dan inspiratif.
Sebelum amanat dimulai, AMZ Supardono selaku pembina upacara terlebih dahulu mengajak seluruh siswa merenungkan sebuah pertanyaan sederhana namun bermakna: “Apa makna lilin, payung, dan korek api jika dikaitkan dengan peran guru dalam hidup kalian?”
Baca Juga:
Siswa SD Shining Star Belajar Cinta Tanah Air Lewat Drama Puputan Margarana
Miliki Hobi yang Jarang Dijamah, Aya Lihai Berkuda Sambil Memanah
Pertanyaan tersebut membuat suasana lapangan upacara hening sejenak. Para siswa pun mulai menebak-nebak makna simbol-simbol tersebut, sebelum akhirnya Supardono menjelaskannya secara menyentuh.
Dalam amanatnya, Supardono menggunakan tiga lambang unik, yakni lilin, payung, dan korek api—untuk menggambarkan betapa penting dan berharganya peran guru. Ia menegaskan bahwa guru bukan hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter, memandu langkah, dan memantik semangat belajar siswa.
Supardono menjelaskan bahwa guru bagaikan lilin yang menerangi jalan siswa, bahkan ketika dirinya perlahan habis oleh waktu dan tenaga. Ia mengajak seluruh siswa untuk meneladani sifat lilin dengan cara membawa sikap positif di kelas, membantu teman yang kesulitan, menjaga kedisiplinan, dan menghadirkan optimisme setiap hari.
“Ketika kalian memilih untuk tidak membuat keributan, itu sudah menjadi cahaya. Ketika kalian menyemangati teman yang sedih, kalian sedang menjadi lilin kecil yang menerangi sekelilingnya,” ujar pria yang akrab disapa Dono tersebut.
Simbol kedua adalah payung. Guru, menurutnya adalah payung yang melindungi siswa dari ‘hujan’ masalah, seperti salah pergaulan, kemalasan, hingga kebingungan belajar.
Ia mendorong siswa SMP Kristen 1 YPK untuk memakai nasihat guru seperti memakai payung saat hujan, tidak meninggalkan teman yang sedang terpuruk, menciptakan sekolah bebas bullying, dan menjaga diri dari pengaruh buruk.
“Kalian boleh hebat, tetapi tetap butuh payung agar tidak tersesat. Payung tidak berguna kalau tidak dibuka—begitu juga nasihat guru kalau tidak kalian jalankan,” tuturnya.
Simbol terakhir adalah korek api. Menurutnya, guru adalah pemantik yang menyalakan api semangat di dalam diri siswa. Meskipun kecil, percikan semangat itu dapat menjadi nyala yang besar jika dirawat.
Dono mengajak siswa untuk: mulai meningkatkan disiplin dari tindakan kecil, terus mencoba meski pernah gagal,berani memulai kebiasaan baik, dan memotivasi teman untuk terus maju.
“Percikan semangat yang kalian dapat hari ini bisa menyalakan masa depan kalian. Jangan biarkan api itu padam,” katanya menutup amanat.
Setelah upacara, Aldo Firmansya siswa kelas VIII, menyampaikan kesannya tentang amanat hari ini. Dia mengatakan bahwa amanat tadi membuatnya sadar kalau guru itu tidak hanya mengajar, tetapi menjaga dan menyalakan semangat siswa.
“Saya ingin mencoba menjadi ‘lilin kecil’ bagi teman-teman di kelas,” ujar Aldo dengan penuh antusias.
AMZ Supardono yang juga merupakan Koordinator Sekolah menegaskan kembali pesan utamanya. “Saya berharap siswa SMP Kristen 1 YPK tidak hanya mengerti makna lilin, payung, dan korek api, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberi jalan, tetapi kalian yang berjalan,” ungkapnya.
Upacara Hari Guru tahun ini menjadi momen berharga bagi seluruh warga sekolah untuk semakin menghargai pengabdian guru dan bersama-sama menyalakan semangat belajar yang baru Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan
Total Kunjungan: 129














