Biayai Pendidikan Sendiri LewatMedsos

0

Hobi berselancar di dunia maya ternyata membuat Masruhatun Nikmah mandiri dalam menjalani kehidupan. Santri Ponpes Al Amin, Pendem, Kota Batu ini jarinya sangat lincah menekan alfabet pada layar ponsel dan bertengger di media sosial. Bukan sekadar bersenang-senang namun justru bisa menghasilkan jutaan rupiah. Bukan per bulan, namun jutaan rupiah per pekan.
Dari memainkan keyboard ponselnya itulah, Menik, demikian panggilan akrabnya, mengembangkan usahanya meski masih tergolong kecil. Namun dari usaha itu, Menik yang alumnus Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang itu mampu menggantungkan biaya kuliah dan kehidupan di pesantrennya.
Gadis kelahiran Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, ini mengaku memang memanfaatkan media sosial untuk berjualan dengan sistem daring. “Logika sederhana saja, kita keluar uang untuk membeli kuota kalau hanya untuk sosmed atau chat mungkin kurang menguntungkan. Ya bagaimana caranya, dengan kita keluar uang Rp100 ribu untuk kuota, namun kita bisa mendapatkan keuntungan lain selain rasa senang, yaitu uang,” ujarnya.
Kota Batu, menurut Menik sebenarnya ladang basah untuk menghasilkan uang. “Bayangkan saja, di sini (Kota Batu) adalah destinasi wisata. Banyak yang bisa kita jadikan uang. Kita bisa tawarkan jasa tour leader mandiri, atau kita bisa datang ke pusat industri kerajinan di Rejoso, lalu bisa kita posting sebagai oleh oleh khas Batu. Pokoknya masih banyak lagi,” papar gadis kelahiran 18 Januari 1999 itu.
Berkat usahanya lewat media social tersebut, Menik mengakaui lima tahun terakhir masa menempuh pendidikan di pesantren milik Almarhum KH Maimoen Zubair (Mbah Moen,Red), dirinya sudah tidak lagi meminta kiriman untuk biaya pondok dan kuliah kepada orang tua. “Waktu itu kan cuma di pondok, gak pernah keluar. Nah, sementara bisnis saya online, jadi hasilnya numpuk karena sering tidak terpakai. Karena itu saya memutuskan kuliah di Malang, sambil mondok di Batu,” pungkas dia. (doi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News