
Kab Malang, IP – Ratusan siswa se-Kecamatan Kalipare unjuk kebolehan dalam Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) yang digelar oleh Korwil Dinas Pendidikan Kalipare, Selasa (15/04/2025).
Baca Juga:Â
Berlatih Selama Setahun Nonstop, Hasil Duo SD Insan Amanah dalam FLS2N Memuaskan
SDN 2 Jeru Tumpang Juara 1 FLS2N Kabupaten Malang Cabang Pantomim
Bertempat di Gedung KPRI “SADAR” Kalipare, event tahunan ini bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang bagi bakat muda untuk bersinar, mengukir prestasi, dan merajut kebanggaan lewat seni dan sastra.
Dari seni tari tradisional yang memukau, pantomim yang menghibur, hingga membaca dongeng penuh penghayatan, FLS3N Korwil Kalipare menghadirkan gelora kreativitas tanpa batas. Para peserta yang telah giat berlatih, tampil penuh percaya diri, berharap menjadi yang terbaik dan bisa mewakili Kalipare di tingkat selanjutnya.
Kepala Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Kalipare Hadi Sutikno S.Pd M.M. menilai bahwa desain acara FLS3N 2025 di Kalipare cukup baik. Karena berbeda dari tahun sebelumnya, FLS3N tahun ini dikolaborasikan dengan Pentas PAIS (Pendidikan Agama Islam).
“FlS3N kali ini lebih menekankan kepada budaya, ini agar budaya kita, budaya Jawa tidak punah dan lebih diminati oleh generasi penerus. Maka kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk menggali talenta siswa, terutama di bidang budaya,” tegasnya.
Terdapat tujuh bidang lomba dalam FLS3N Kecamatan Kalipare, yaitu menyanyi tunggal, seni tari, pantomim, gambar berekspresi, kriya anyam, mendongeng, dan menulis cerita. Menurut Hadi, pantomim dan seni tari menjadi cabang lomba dengan peserta terbanyak.
“Festival ini sendiri merupakan seleksi di tingkat kecamatan untuk SD/MI/Sederajat, baik negeri maupun swasta, se-Kecamatan Kalipare, sejumlah 42 lembaga. Secara keseluruhan, antusiasme peserta mengalami peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya,” imbuh Hadi.
Dari ratusan peserta yang mengikuti lomba, nantinya akan ada beberapa peserta yang terseleksi untuk mewakili Kecamatan Kalipare ke FLS3N tingkat kabupaten. Apalagi dalam kompetisi ini, dewan juri merupakan juri independen. Dalam artian bukan guru atau kepala sekolah yang ada di Kecamatan Kalipare.
Tim juri berasal dari pemerintah Kabupaten Malang, termasuk pemerhati seni yang memang benar-benar profesional di bidangnya. Maka Hadi berharap, penilaian yang dilakukan oleh juri bisa benar-benar objektif dan siswa yang menang adalah mereka yang memang punya talenta.
“Sehingga nanti untuk juara 1,2, dan 3 di masing-masing cabang lomba, bisa berkesempatan untuk mengikuti seleksi di tingkat kabupaten,” tuturnya.
Ajang Unjuk Bakat dan Nguri-nguri Budaya Jawa

Selain itu, pihaknya berharap FLS3N yang dikolaborasikan dengan Pentas PAIS ini bisa menjadi ajang untuk menggali potensi siswa-siswi yang ada di Kalipare. Terutama dalam hal nguri-nguri budaya Jawa. Maka selain ada juara, harapannya juga akan akan muncul siswa yang mempunyai talenta di bidang budaya Jawa.
“Kebetulan kami juga ada sekolah unggulan dengan programnya bernama Kawah Ubur-Ubur atau ‘Kawasan sekolah nguri-nguri budaya leluhur’, termasuk di dalamnya ada Sabtu Budaya Nusantara, ekstrakurikuler tari, makan dengan sajian menu tradisional, dan Karawitan Alit,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana FLS3N dan Pentas PAIS, Roni Dwi Prastyo, S.Pd.SD mengaku ada sejumlah tantangan teknis mengenai penyesuian peserta. Ada beberapa sekolah yang merubah dan menambah peserta di menit terakhir, sehingga berpengaruh terhadap jadwal kegiatan.
“Jadi meski sosialisasi dan technical meeting sudah maksimal, masih ada sekolah yang merubah atau menambah peserta sehingga jadi tantangan tersendiri,” ujarnya.
Sedangkan pada hari pelaksanaan, hambatan lebih kepada registrasi ulang peserta. Ada peserta yang datang terlambat dari waktu yang sudah panitia tentukan, membuat pembukaan acara menjadi sedikit molor.
“Penggabungan antara FLS3N dengan Pentas PAIS juga jadi tantangan bagi kami, karena masing-masing ada panitianya tersendiri, beberapa harus klop namun ada beberapa yang harus dibedakan juga, mengingat di Pentas PAIS juga hanya ada empat cabang lomba dan pesertanya lebih sedikit,” kata Roni.
Meski begitu, Roni sangat mengapresiasi seluruh panitia dan peserta yang turut mensukseskan kompetisi FLS3N dan Pentas PAIS Kalipare. Sebab andil dan antusiasme mereka sangat besar, terlihat dari banyaknya peserta yang meramaikan, yakni ada sekitar 290 peserta di FLS3N dan Pentas PAIS ada sekitar 90 peserta Baca konten versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 141