Kab Malang,IP – Jawa Timur merupakan
provinsi yang terkenal akan keindahan
alamnya, masyarakatnya santun, dan
mempunyai bahasa daerah dengan logat
masing-masing yang khas. Namun di
masa sekarang, bahasa daerah itu kian
terkikis oleh kecanggihan teknologi
yang sangat pesat, apalagi segala sesuatu
bisa dicari di mesin yang namanya
Google.
Itulah yang melatarbelakangi
tiga siswa SMPN 2 Sumberpucung,
Kabupaten Malang, untuk mengikuti
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia
(OPSI) tingkat nasional yang diadakan
oleh Dirjen Kementerian Pendidikan.
Dalam OPSI ini mereka berhasil
memperoleh medali perunggu dengan
jurnal yang berjudul “Javanese Limited
Area (JLA) dan Kamus Kecik.
“JLA dan Kamus Kecik merupakan
sebuah karya yang belum pernah ada di
internet atau manapun. Karena memang
ini murni penelitian dari ketiga siswi
dengan dibimbing oleh guru,” ujar Ninik
Sri Utami SPd MPd, Guru Pembinadalam OPSI ini, kemarin .
Ketiga siswi SMPN 2 Sumberpucuing
yang berprestasi ini adalah Utari
Suryaningrat, Ilmi Roudlotun Nafiah,
dan Ayu Cahyaning Tyas . Mereka
sebenarnya tidak menyiapkan jurnal
untuk ikut lomba OPSI ,melainkan itu
merupakan sebuah penelitian siswa
tentang bahasa daerah hanya kebetulan
bersamaan dengan pelaksanaan
olimpiade ini. “Karena itu, akhirnya
penelitian ini dijadikan jurnal dan
diikutkan OPSI,” kata Ninik Sri Utami.
Dijelaskan Ninik, JLA sebelumnya
diterapkan terbatas hanya di aula
sekolah.Tetapi setelah mendapat
perunggu di kancah nasional, akhirnya
sekolah mengapresiasi, dan bahkan
membantu mengembangkan penelitian
para siswi itu. Hasil pengembangan itu
kini membuahkan hasil yang namanya
Javanes Day.
“Jadi yang sebelumnya javanese
limit area yang hanya terbatas areanya,
sekarang menjadi javanese day yang
penerapannya setiap hari Jumat. Ya,
namanya baru memulai kan banyak
kendala seperti masih belum terbiasa
pakai bahasa Jawa kromo. Meski begitu
usaha tidak akan mengkianati hasil dan
akhirnya kini para siswa sudah mulai
terbiasa menggunakan bahasa Jawa
kromo,” papar Ninik.
Untuk kamus kecik sendiri itu berbentuk kotak kecil seperti pepak
yang digunakan untuk pedoman siswa.
Jadi apabila siswa tidak mengerti,
maka bisa sambil melihat di kamus itu.
Menurut Ninik, kamus kecik itu sudah
mulai dicetak oleh kepala sekolah.
Diharapkan, kamus kecik ini nantinya
berguna untuk memudahkan siswa
dalam belajar berbahasa Jawa kromo.
Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Sumberpucung ,mengatakan di masa mendatang dia
ingin membuat siswa tidak lupa akan
bahasanya sendiri. Menurut Santoso,
yang penting siswa itu bukan hanya
pintar, namun juga hatinya baik,dan
berbudi luhur.
“Kalau pakai bahasa Jawa kromo
mulai dari cara berbicara,,mimik
wajah, dan gerakannya kan sangat
rendah hati. Jadi di mulai dari yang
baik Insha Allah hasilnya akan baik
juga. Kami juga memberi piagam
penghargaan dan uang pembinaan
bagi para siswi yang berprestasi itu,”
pungkas Santoso.(mis)