Malang, IP – Minggu lalu Kelurahan Penanggungan, Kota Malang, berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Kelurahan Tangguh Bencana terbaik se-Jawa Timur kategori madya.
Bagaimana kelurahan tangguh bencana yang dijalankan oleh Kelurahan Penanggungan? Saat didatangi Inspirasi Pendidikan, Lurah Penanggungan Yuyun Nanik Ekowati menjelaskan banyak hal. Mulai dari konsep hingga implementasi Kelurahan Tangguh bencana di wilayahnya.
Dalam merespons adanya bencana, baik alam maupun non alam seperti pandemi Covid-19. Kelurahan Penanggungan mengedepankan kolaborasi antar-semua elemen masyarakat di wilayahnya. Jadi dalam penanganan bencana, bukan hanya menjadi tugas pemerintah kelurahan semata.”Masyarakat dan dunia usaha, baik itu dalam bentuk hotel, mal, dan rumah sakit, kami ajak berpartisipasi. Jadi jangan sampai mereka ada di wilayah kami, tetapi tidak bisa memberikan kontribusi untuk warga kami” jelas Yuyun, Rabu (21/10/2020).Bentuk kolaborasi antara pemerintah kelurahan dengan dunia usaha, terlihat dari cara kelurahan menggaet pemilik dunia usaha untuk ikut serta dalam penanggulangan bencana. Bukan hanya dalam lisan, namun sampai pada kesepakatan tertulis dalam bentuk MoU. Selain dunia usaha, kolaborasi juga dibentuk dengan perguruan tinggi atau universitas-universitas yang ada di wilayah Kelurahan Penanggungan. Serta media massa, supaya informasi tentang penanggulangan bencana bisa disebarluaskan. “Konsep pentahelix (kebersamaan) 5 unsur itu sudah ada di wilayah kami. Lima unsur itu adalah pemerintah, warga masyarakat, pelaku dunia usaha, perguruan tinggi dan juga media massa” tambahnya
Lebih lanjut Yuyun menuturkan, implementasi secara nyata salah satunya dapat dilihat saat pengadaan simulasi penanggulangan bencana. Ketika simulasi kebencanaan yang sudah pernah dilakukan oleh pelaku dunia usaha, maupun perguruan tinggi, mereka juga mengikutsertakan warga sekitar, relawan dan juga kader-kader dari kelurahan. Media massa kelurahan yakni KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) Gerabah, menyebarkan informasi lewat sosial media yang dimiliki oleh Kelurahan Penanggungan.
“Di tengah-tengah pandemi ini mereka (pelaku dunia usaha) berkontribusi ke kami. Seperti pada saat pembentukan kampung tangguh, kan alat-alat yang dibutuhkan banyak dan dananya tidak sedikit. Kelurahan tidak ada dana. Jadi mereka membantu pengadaan alat-alat dan fasilitas tersebut” tandasnya
Dalam menangani bencana pandemi Covid-19 seperti sekarang, Kelurahan Penanggungan juga membentuk relawan tangguh dengan jumlah anggota sekitar 40 orang. Relawan tangguh berasal dari warga Penanggungan yang terdiri dari anak muda Karang Taruna, orangtua, bahkan dari para perempuan (Kelompok Srikandi).
“Kelurahan Tangguh sebelumnya memang sudah terbentuk, namun masih standar. Kegiatan sifatnya hanya menunggu. Setelah satu tahun belakangan, saya mencoba selalu jemput bola dengan didampingi oleh tokoh-tokoh masyarakat.”
Perempuan yang menjabat sebagai Lurah Penanggungan Kota Malang ini kemudian berpesan, sebenarnya Kelurahan Tangguh tersebut bisa dilakukan di wilayah kelurahan-kelurahan lainnya. Tinggal bagaimana cara setiap kelurahan mampu mengidentifikasi potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Serta punya keinginan untuk berkolaborasi dengan potensi-potensi yang ada, demi terbentuknya Kelurahan Tangguh. (was)