Malang, IP – Baru-baru ini untuk pertama kali siswa-siswi SDK Santa Maria 1 Malang yang tergabung dalam ekstrakurikuler Jurnalistik mengikuti kegiatan google meet.
Dengan agenda pemilihan Ketua dan Wakil Ketua ekstrakurikuler Jurnalistik, meet dilakukan secara daring. Ini karena belum memungkinkan bertemu secara langsung di tengah situasi pandemi Covid-19.
Proses pemilihan dilakukan dengan cara berbeda, dimana masing-masing peserta sebagai calon kandidat diminta memilih satu lambang atau simbol.
Setelah itu, mereka wajib mempresentasikan lambang tersebut beserta maknanya dalam kehidupan. Termasuk juga alasan dibalik pemilihan lambang untuk pencalonan sebagai ketua atau wakil ketua dalam bentuk kampanye singkat.
Sebelum proses pengambilan suara, dengan lambang naga, elang, putih, teratai, singa, semut, mawar, lumba-lumba, dan pohon kelapa sepuluh peserta mulai melakukan kampanye. Tujuannya adalah untuk meyakinkan kepada peserta lain dengan lambangnya masing-masing.
Antonius Vito Ersanto Endro yang akrab dipanggil Vito, memilih lambang semut. Dia mengatakan bahwa ketika peserta meet memilih dirinya, maka nanti bisa menyelesaikan masalah.
“Perhatikanlah gerombolan semut yang berjalan beriringan membawa makanan. Seolah-olah makhluk ini sedang melakukan kegiatan gotong royong,” kata Vito
“Pekerjaan yang berat sekalipun akan menjadi ringan karena budaya gotong royong. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” sambungnya
Ia meneruskan, bahwa semut mengajarkan untuk saling bertegur sapa, sampai budaya disiplin juga diajarkan oleh semut. Mengingat semut hilir mudik pada jalur jalan yang sudah dirintis oleh temannya terdahulu.
“Pada jalur itulah mereka berjalan jika tidak diganggu oleh manusia dan makhluk lainnya, maka pilihlah saya,” ungkap Vito
Berbeda dengan Rheiner Peter Dwi Widiatmoko, yang akrab dipanggil Rheiner dengan lambang yang dipilih adalah Burung Elang. Dirinya mengatakan, punya angan-angan ingin membawa anggota jurnalistik untuk memiliki cita cita yang tinggi.
Menurutnya, Burung Elang selalu terbang tinggi, walaupun ada badai serta akan membawa peserta jurnalistik untuk mau bekerja keras, pantang menyerah punya karakter kuat.
“Pantang menyerah untuk rajin menulis dari pengalaman sehari. Dengan berbagai rubrik seperti cerita bergambar, berita, cerpen, poster atau pendapat,” ungkapnya
Kemudian Mikael Maximus Ariadi, dengan lambang yang dipilih adalah lumba-lumba. Layaknya lumba-lumba, Maximus ingin mengajak tim jurnalistik agar suka menolong siapa pun yang butuh bantuan.
“Selalu suka menolong, dan selalu lebih banyak mendengar dulu baru berbicara,” imbuhnya
Sementara itu, Gerald Adhyastha yang mengambil simbol warna putih menjelaskan, simbol putih itu bersih, suci dan punya hati yang tulus ikhlas.
“Putih menggambarkan kesederhanaan, kemurnian, tidak bersalah, dan kesempurnaan dengan harapan tim jurnalistik pun mendatang memiliki jiwa putih dalam kegiatannya,” tambah Gerald
Setelah semua berkampanye, pemilihan dilakukan dengan cara pengambilan suara terbanyak. Dari perolehan suara, ditetapkan sebagai Ketua yakni Rheiner Peter Dwi Widiatmoko memperoleh 4 suara.
Selanjutnya Wakil Ketua Gerald Adhyastha, dan Mikael Maximus Ariadi masing-masing mendapatkan 2 suara dan Oktavianus Brian Wicaksono mendapatkan 1 suara, satu peserta abstain keluar dari rapat karena jaringan.
Drs. AMZ. Supardono Pembina Ekstrakurikuler Jurnalistik SDK Santa Maria 1 menambahkan, selain siswa dapat belajar berdemokrasi sejak dini, siswa pun bisa belajar spirit dari sifat-sifat hewan.
“Kita harapkan siswa dapat terinspirasi dari sifat-sifat baik para hewan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan,” ungkapnya
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SDK Santa Maria 1 Antonius Riyadi S.Pd menuturkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler harus sejalan dengan kegiatan intrakurikuler serta kokurikuler.
Artinya harus terus melatih keterampilan abad 21 yang kritis, kolaboratif, komunikasi serta kreativitas melalui berbagai kegiatan dan salah satunya Ekskul Jurnalistik. Ia juga menambahkan, pentingnya membangun karakter siswa dan mimpi masa depan lewat hal-hal sederhana yang ada di sekitarnya. (was)