Kab Malang, IP – Kelompok Aktivis Lingkungan Hidup dan Pelestarian Budaya (Kaliku) Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang miliki turbin air pembangkit listrik mandiri. Terciptanya mikrohidro ini merupakan hasil kerja sama antara Kaliku dengan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Baca Juga:
Seputar Kaliku, Kelompok Aktivis Lingkungan Hidup dan Pelestarian Budaya
Maksimalkan Potensi Biji Kapuk Randu, Tim Polinema Kembangkan Biodiesel Ramah Lingkungan
Pandemi Corona Dalam Perspektif Kemanusiaan, Oleh : Dr. Imam Mutasim, M.Pd
Ketua sekaligus Penggagas Komunitas Kaliku, Sugeng Widodo alias Om Gun menyebutkan bahwa pembuatan mikrohidro telah menjadi mimpi sejak lama.
“Harapannya kalau kali (sungai, red) ini sudah bagus, artinya bukan hanya tempat untuk rekreasi atau mengundang massa yang mengotori kali itu sendiri,” kata Om Gun.
“Jadi kali ini bisa menjadi tempat yang eksklusif, hanya orang-orang khusus yang datang ke kali, dengan kepentingan khusus pula,” sambungnya.
Kepentingan tersebut terutama dalam hal edukasi lingkungan. Maka, dengan adanya mikrohidro dapat menjadi sarana edukasi bagi orang-orang yang datang. Mereka akan dapat belajar, bahwa ternyata aliran sungai dapat menjadi sumber energi listrik.
“Mimpi kami dulu memang di sungai ada berbagai macam sarana edukasi, termasuk mikrohidro, inginnya, kami bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah, sehingga siswa-siswa sekolah ketika datang ke kali bisa mendapatkan ilmu yang real, bukan hanya teori,” ucap Om Gun.
Manfaat Sungai Sebagai Sekolah Alam dan Laboratorium
Sebab itu, manfaat sungai juga dapat menjadi sekolah atau laboratorium alam bagi siapa saja. Terutama anak-anak yang masih dalam proses berkembang dan belajar. Harapannya setelah dewasa, mereka dapat mengaplikasikan semua yang diperoleh lewat belajar bersama alam, dalam hal ini sungai.
Kemudian diketahui, turbin air pembangkit listrik atau mikrohidro tersebut mampu menghasilkan tenaga listrik atau arus sebesar 80 sampai 90 Watt. Menurut Om Gun, daya yang dihasilkan memang kecil, mengingat tujuan dari pembuatan mikrohidro adalah sebagai sarana edukasi.
Saat ini, tenaga listrik yang dihasilkan hanya dimanfaatkan untuk sumber penerangan jalan di sekitar sungai Anak Metro. Setidaknya terdapat empat lampu jalan yang sumber listriknya dari mikrohidro tersebut.
“Kok kecil (tenaga listriknya, red)?, emang tujuan kita sebagai sarana edukasi, bukan untuk kebutuhan menerangi seluruh kampung,” tegasnya Baca berita selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan