Selain dapat ditukar dengan alat tulis, sampah tersebut juga disulap menjadi karya. Contohnya seperti kursi-kursi kecil yang ada di Teras Literasi merupakan hasil dari pengelolaan sampah yang ada.
Karya-karya yang sudah dibuat anak-anak, gambar-gambar, atau hasil mewarnai mereka juga disimpan. Bahkan sebagian ada yang dipasang di depan teras sebagai mading untuk kemudian dinilai oleh ibu-ibu sekitar.
Pada saat-saat tertentu, Suyati memperkenankan anak-anak untuk memilih sendiri kegiatan apa yang ingin mereka lakukan. Teras Literasi berperan sebagai tempat untuk memfasilitasi minat dan bakat anak-anak yang hadir.
Sampai sekarang, Teras Literasi sudah memiliki banyak sekali buku yang bisa dibaca di tempat, atau juga untuk dipinjam dibawa pulang.
Tidak hanya dikenal di lingkungan sekitar rumahnya, Teras Literasi dikenal oleh masyarakat yang luas. Suyati mengungkapkan tidak jarang juga mereka diundang ke luar kota untuk menjadi narasumber dan berbagi pengalaman kegiatan di taman baca ini.
Banyak sekali orang-orang dari luar Kota Malang yang mengunjungi Teras Literasi. Baik itu untuk berkunjung, atau juga untuk ikut berkegiatan bersama anak-anak.
Keluarga ini memanfaatkan teras rumah dan garasi yang ada untuk anak-anak berkegiatan di hari Minggu. Setiap hari Minggu pukul 08.00-10.00 WIB, rumah mereka terbuka untuk umum, untuk siapa saja yang ingin datang dan ikut berkegiatan di sana.
Suyati, beserta suami dan anak-anaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan Taman Baca Teras Literasi agar tetap ada, dikenal, dan bermanfaat bagi orang banyak Baca konten menarik lainnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan
Total Kunjungan: 136
