
Kab Malang, IP – Mohamad Husen, Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang mampu memaksimalkan potensi dari perkembangan aplikasi digital. Pria yang berkantor di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pujon ini menciptakan terobosan dakwah digital menggunakan aplikasi CapCut.
Baca Juga:
Kampung Qur’an Sudimoro Jadi Oasis Spiritual dan Solusi Pendidikan Lewat Masjid dan Al-Qur’an
Malik Akbar Maulana, Siswa SMP 5 Malang Raih Juara 2 MTQ se-Kota Malang
Terobosan ini terinspirasi dari adanya himbauan Menteri Agama, bahwa semua penyuluhan agama diharapkan bisa memberikan kontribusi menyebarkan pemahaman keagamaan di media sosial.
Akan tetapi, tidak semua penyuluh agama mampu memproduksi atau mengedit konten digital karena keterbatasan seperti usia atau kurangnya penguasaan teknologi. Dari situ, Husen akhirnya berpikir untuk membuat terobosan dakwah digital yang bisa dimanfaatkan oleh semua penyuluh agama.
“Tidak semua bisa membuat konten digital, karena mungkin faktor usia, gaptek (gagap teknologi), dan sebagainya. Maka saya membuat inovasi itu agar mereka yang tidak bisa membuat konten digital masih bisa berperan di dalam penyebaran keagamaan di media sosial,” kata Husen.
Aplikasi seperti CapCut sebenarnya mudah digunakan. Husen hanya tinggal menggunakan template yang ada untuk membuat sebuah konten dakwah digital. Namun yang perlu digaris bawahi adalah kreativitas sang pengguna. Semakin kreatif pengguna, semakin bagus dan menarik pula konten yang dihasilkan.
Ide menggunakan CapCut sendiri bermula ketika Husen mencoba Twibbon untuk mengedit foto. Agar lebih dinamis, ia mengembangkannya menjadi video dengan menambahkan efek dan suara.
“Sebuah video harus ada efeknya, soundnya, jadi lebih sinematik. Dari situ terpikir cari template yang bisa digunakan oleh semua orang, akhirnya saya memilih CapCut karena penggunaannya mirip seperti Twibbon, tinggal ganti foto, atur ukuran, maka jadilah sebuah video dakwah digital,” tegasnya.
Durasi konten dakwah digital yang Husen buat berkisar dari 10-15 detik. Konten-konten video dakwah digital ini bisa digunakan sebagai status media sosial masing-masing penyuluh agama Islam, seperti status WhatsApp, Facebook, dan lain sebagainya.
Dengan adanya terobosan yang Husen buat inilah, para penyuluh agama yang tidak bisa membuat konten digital diharapkan terbantu. Karena walaupun tidak mahir di teknologi, mereka tetap bisa berkontribusi menyebarkan konten dakwah digital dengan menggunakan teknik yang Husen kembangkan Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 142