Kab Malang, IP – Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam bidang pendidikan, yakni rendahnya tingkat literasi membaca pada anak-anak usia sekolah dasar (SD).
Baca Juga :
Gelar Karya P5 SMPN 1 Malang Tampilkan Sendratari hingga Bazar
Wisuda SDI dan SMPIT As-Salam: Ciptakan Generasi Qurani dan Berprestasi
Meski kurikulum nasional telah memasukkan pembelajaran membaca sejak tingkat awal, kenyataannya masih banyak siswa SD yang belum memiliki kemampuan membaca dan memahami teks secara optimal. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi perkembangan intelektual dan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh PISA (Programme for International Student Assessment), Indonesia berada di peringkat bawah dalam hal kemampuan membaca.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa Indonesia kesulitan memahami bacaan yang kompleks dan kurang mampu menganalisis isi teks secara kritis. Hal ini diperparah dengan minimnya budaya membaca di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Faktor penyebab rendahnya literasi anak sangat beragam. Salah satunya adalah keterbatasan akses terhadap buku bacaan yang berkualitas. Di banyak daerah, terutama di wilayah terpencil, perpustakaan sekolah masih sangat minim koleksi bukunya.
Selain itu, penggunaan teknologi yang tidak diarahkan dengan baik, seperti penggunaan gawai untuk bermain gim secara berlebihan, juga menjadi salah satu penyebab turunnya minat baca anak-anak.
Kemudian, peran orang tua dalam menumbuhkan kebiasaan membaca juga masih tergolong rendah. Banyak orang tua yang belum memahami pentingnya literasi sejak dini, sehingga kurang memberikan stimulasi membaca di rumah. Padahal, keterlibatan orang tua sangat penting dalam membentuk kebiasaan literasi anak Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 145
Total Kunjungan: 83