Pulau Nias, yang terletak di lepas pantai barat Sumatera Utara, Indonesia, dikenal dengan kekayaan budayanya yang unik dan menarik. Salah satu tradisi yang paling terkenal dari suku Nias adalah Fahombo atau tradisi lompat batu.
Fahombo bukan sekadar atraksi fisik, melainkan sebuah ritual yang sarat dengan makna budaya, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Nias. Tradisi ini telah menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan kedewasaan bagi para pemuda Nias.
Baca Juga :
Angkor Wat: Warisan Agung Kamboja yang Melegenda
Menyibak Sejarah: Antoinette VII dan Awal Mula Penerbangan di Nusantara
Megahnya Lawang Sewu: Dari Kantor Kereta Api Hingga Ikon Wisata Bersejarah
Mengutip laman Kemdikbud, traÂdisi melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian 2 meter dan ketebalan 40 cm ini hanya dilakukan oleh para laki-laki. Tidak semua anggota Suku Nias melaksanakan tradisi ini, melainkan hanya mereka yang tinggal di Nias Selatan, khususnya di wilayah Teluk Dalam, yang mempraktikkan tradisi akrobatik tersebut.
Perbedaan budaya nenek moyang atau leluhur masyarakat Nias diduga menjadi alasan mengapa tradisi ini hanya berkembang di daerah tertentu. Selain menjadi daya tarik pariwisata yang membuat lompat batu begitu terkenal, tradisi ini juga menjadi simbol kekuatan dan ketangkasan para pemuda yang melakukannya.
Seseorang yang berhasil menyelesaikan tradisi ini dianggap sebagai pahlawan dan memperoleh status prestisius. Keberhasilan ini tidak hanya membanggakan individu yang melakukannya, tetapi juga keluarga serta seluruh masyarakat desa.
Biasanya, setelah seorang anak laki-laki berhasil melompati batu, diadakan perayaan syukuran sederhana dengan menyembelih ayam atau hewan lainnya. Orang yang berhasil dalam tradisi ini juga dianggap telah mencapai kedewasaan dan siap menjadi pembela kampungnya jika terjadi konflik dengan warga desa lain Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 137