Nama :
Muchammad Fahazza ST.
Kelahiran :
Malang, 19 Januari 1973
Riwayat Pendidikan:
ITN S1 Jurusan Mesin
Pengalaman :
LSM PATTIRO Malang Sampai Sekarang
LKKNU Kota Malang
Dewan Pendidikan Kota Malang
SALAH satu dari 11 Dewan Pendidikan Kota Malang yang dikukuhkan pada Januari 2021 lalu, terdapat nama Muchammad Fahazza, ST. Saat bincang santai dengan Inspirasi Pendidikan, dirinya menjabarkan beberapa konsep atau pemikiran tentang pendidikan untuk Kota Malang.
Pria kelahiran asli Malang ini mengungkapkan bahwa penyelenggara pendidikan harus mampu melayani dan memberikan pendidikan bagi masyarakat secara merata. Selain itu harus dijalankan sesuai standar yang sudah ditentukan karena salah satu hak yang wajib diterima oleh warga adalah hak menerima pendidikan.
“Kita harus menjamin agar pendidikan yang diperoleh (masyarakat) sesuai dengan tolok yang sudah ditentukan. Oleh karenanya kita tidak boleh diskriminasi terhadap siapa pun. Khususnya bagi warga yang berada pada usia wajib belajar, baik kaya, miskin, difabel atau tidak. Itu harus kita beri layanan pendidikan semaksimal mungkin,” tegasnya.
Untuk memperjuangkan hal tersebut, pihaknya (Dewan Pendidikan) bakal merumuskan program yang akan menjadikan Malang memiliki ikon pendidikan tersendiri, yang dapat melayani dan diakses oleh semua warga. “Masih kita siapkan sarana yang mungkin bisa dipakai, termasuk sistem ajar, kemampuan dan penyebaran guru dsb. Ini yang masih kita rumuskan,” ujarnya
Dia melanjutkan dalam pembentukan ikon pendidikan diperlukan kekuatan mental dan semangat sebagai kunci perumusan program. Baik penyelenggara pendidikan atau warga Malang juga harus semangat dan memiliki mental kuat sehingga karakter berpendidikan generasi penerus mampu terbentuk.
“Salah satunya kita sedang merumuskan ikon Kampung Inggris dan Kampung Arab yang rencananya ini di Madyopuro. Jadi bagaimana penyelenggara pendidikan dan warga sekitar bisa memanfaatkan kemampuan dan kapasitas mereka dalam program ini,” ungkap Fahazza
Alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini mengungkapkan pembentukan ikon pendidikan Kota Malang untuk tahun ini bakal difokuskan pada persiapan konsep atau desain. Terutama pada desain pembentukan local wisdom (kearifan lokal), seperti penataan masyarakat dan lingkungan, termasuk partisipasi masyarakat. “Semoga tahun depan program tersebut sudah bisa untuk direalisasikan,” harapnya.
Disinggung masalah kekurangan pendidikan di Kota Malang, Fahazza mengatakan lebih disebabkan pandemi sehingga membuat pembelajaran dilakukan secara daring sehingga output yang dihasilkan minim (secara kualitas). Selanjutnya kekurangan lain adalah sarana berupa bangunan yang belum merata. Terakhir tentang guru yang belum tersuplai secara maksimal.
“Jadi guru-guru masih belum mampu kita tempatkan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing sekolah. Masih banyak guru-guru yang sifatnya honorer sehingga mau tidak mau kita masih mengandalkan itu. Penyebab itu semua rekrutmen untuk guru di Indonesia juga tidak mudah. Itu persoalan mendasar terkait pemerataan fasilitas dan SDM,” tandasnya
Untuk meminimalisasi kekurangan tersebut, potensi yang bisa digunakan menurutnya adalah dengan pengalokasian anggaran pemerintah bagi dunia pendidikan.
Artinya anggaran pendidikan harus benar-benar didorong supaya menyentuh kebutuhan pendidikan di Kota Malang sesuai dengan yang diharapkan oleh penyelenggara pendidikan.
Selain itu Kota Malang juga memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mendongkrak kualitas pendidikan. Dibuktikan dengan banyaknya lembaga pendidikan yang tumbuh subur di Malang, terutama lembaga pendidikan non formal.
“Potensi-potensi ini yang mungkin bisa kita dorong dan kita kuatkan. Kita berharap pendidikan kita lebih baik. Tinggal kita menggabungkan potensi-potensi tersebut dan mengambil celah untuk masalah-masalah yang bisa kita selesaikan,” bebernya.
Untuk itu Dewa Pendidikan Kota Malang mulai membedah database di dinas pendidikan untuk mengidentifikasi strategi yang sesuai untuk perbaikan pendidikan Kota Malang.
“Saya berharap masukan dan kritikan dari masyarakat sehingga kita bisa memberi umpan balik dan evaluasi untuk memperbaiki layanan. Jangan takut untuk menyampaikan keluhan apa pun terkait pelayanan pendidikan ini, karena dari situ kita bisa memperbaiki kondisi yang ada,” pesannya kepada masyarakat. (was)