TAK banyak yang tahu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berulang tahun ke-9 pada 22 November ternyata mempunyai aplikasi literasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Tentu saja karena secara psikologis anak-anak tersebut masih suka dengan gambar-gambar, maka OJK menyediakan website sikapiuangmu.ojk.go.id. Di website tersebut berbentuk buku cerita bergambar.
Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, mengatakan, anak-anak tersebut sengaja dini dikenalkan dengan persoalan keuangan karena sebenarnya tingkat inklusi atau akses masyarakat terhadap pelayanan perbankan/jasa keuangan, tidak diiringi dengan kondisi literasi keuangan masyarakat.
“Di Jawa Timur dengan tingkat inklusi keuangan mencapai sekitar 87 persen, namun literasi keuangan masyarakat masih pada angka sekitar 48 persen. Itu artinya pemanfaatan produk lembaga keuangan oleh masyarakat, tidak dibarengi dengan pengetahuan secara mendalam terkait risiko dari produk-produk tersebut. Yang terjadi, banyak masyarakat yang tidak memahami risiko pemanfaatan produk jasa keuangan,” tuturnya.
Di sisi lain, mengacu pada negara-negara maju di Eropa, anak-anak sudah diajarkan dan paham mengenai produk keuangan. Karena itu ketika anak yang pada usia tertentu sudah keluar dari rumah (mandiri,red), mereka sudah memiliki pengetahuan dan memanfaatkan produk keuangan dengan benar. Berbeda dengan anak-anak di Indonesia yang belum sampai pada tahap tersebut.
Bertolak dari fenomena tersebut, OJK mengedukasi tentang keuangan kepada anak-anak. Jika saat pandemi ini memanfaatkan teknologi dengan website sikapiuangmu.ojk.go.id, maka setelah situasi pandemi lebih kondusif, buku-buku tersebut akan dicetak secara massif.
“Selanjutnya kami salurkan ke PAUD supaya literasi keuangan bisa dipahami dan terbentuk sejak dini,” lanjutnya.
Buku-buku literasi tersebut, kata Sugiarto, memang tidak hanya untuk guru dan anak-anak PAUD, tapi juga orang tua. Karena bisa diakses secara online, selama pandemi orang tua dapat memanfaatkan buku sebagai bahan bercerita untuk anak-anaknya di rumah selama pembelajaran daring. “Buku cerita bergambar berisi mengenai literasi keuangan kepada anak-anak. Sekaligus mengenalkan produk keuangan yang sederhana mulai dari PAUD sehingga dari kecil anak didorong untuk menabung,” ujarnya.
Secara umum, buku seri literasi keuangan tingkat PAUD yang disusun OJK memiliki tiga tema utama yaitu saving, sharing, dan spending. Ceritanya ringan, menyenangkan dan dekat dengan kejadian yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. sehingga mudah dicerna oleh siswa PAUD. Buku ini juga diilustrasi dengan gaya yang berbeda dan didukung oleh karakter-karakter serta warna menarik dalam dunia fabel dan anak-anak.
Terdapat empat seri atau judul buku cerita bergambar dan sebuah buku panduan yang diterbitkan OJK untuk mengedukasi anak-anak. Pertama “Ketika Lilo Piknik”, bercerita tentang bagaimana menumbuhkan rasa saling peduli dengan berbagi. Kedua “Olin Gemar Menabung” bercerita tentang menabung sebagai usaha membeli sesuatu. Ketiga “Penghapus Rama”, berisi tentang pemilihan pembelian barang sesuai kebutuhan. Keempat “Yena dan Uang Hijau”, berisi pengetahuan sederhana soal mata uang. Dan terakhir buku panduan bagi guru, pendamping dan orang tua untuk menumbuhkan kecakapan literasi keuangan pada anak usia dini.
Sugiarto yang dikenal ramah ini menambahkan, bentuk cetak buku seri cerita bergambar literasi keuangan OJK rencana akan disalurkan pada tahun 2021 secara gratis ke sekolah-sekolah PAUD. Mulai Januari 2021, OJK akan mulai menyosialisasikan terlebih dahulu terkait masalah ini. “Untuk SMP sampai SMA kita fokus pada pemberian materi pembelajaran. Untuk PAUD sampai SD kita memang fokuskan pada pemberian buku komik bergambar, atau istilahnya hanya untuk pengenalan. Sedangkan bagi mahasiswa, OJK akan mendatangi kampus-kampus dan melakukan literasi di sana” ungkapnya.(was)