Profesor Pertama di FKIK UIN Malang Manfaatkan Bahan Alami untuk Obat

0

BIODATA

Nama : Roihatul Muti’ah, S.F. M.Kes, Apt
NIDN : 2003028002
NIP/NIK : 198002032009122003
TTL : Malang, 03 Februari 1980
Status : Menikah
Gol/Pangkat: Penata/IIId JAB.
Fungsional: Lektor
Perguruan Tinggi : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Alamat : JL. Gajayana NO.50 ­Malang
Telpon/Faks : 0341.558933/ 0341.558933
Alamat Rumah : RT.05/ RW.02 Bocek Karangploso Malang
Telepon/Faks : 085749610061
Alamat Email : [email protected]
Nama Suami : Khumaidi
Nama Anak :
(1) Syayida Roisyatus Zahira;
(2) Aisya Tsania Sofa;
(3) Zalwa Tsalitsa Naura

UIN Malang kembali mengoleksi guru besar. Sejumlah dosen mendapatkan gelar profesor sesuai kompetensi masing-masing. Salah satunya, profesor pertama di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Roihatul Muti’ah.

Roihatul Mutiah menceritakan, awal mula dirinya menggeluti dunia pendidikan. Perempuan yang akrab disapa Iha menempuh S1 di jurusan Farmasi Universitas Gajah Mada. Ia juga menempuh studi profesi di kampus yang sama. Kemudian melanjutkan studi pascasarjananya di jurusan Biomedik Universitas Brawijaya dan menuntaskan studi S3 di Universitas Airlangga. Sejak S3, Iha fokus dalam ranah anticanser, (09/02/2021).
Iha mendalami bidang keilmuan biologi farmasi, yang merupakan salah satu dari cabang ilmu di dalam farmasi.

Biologi farmasi mengembangkan obat-obat berbasis bahan alami.
Alasannya dalam menekuni bidang keil
muannya, salah satunya adalah Iha lahir di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara kedua di dunia penghasil keaneragaman hayati. Sebagai negara penghasil obat, sudah selayaknya memanfaatkan bahan alam untuk obat. “Nenek moyang kita dulu menggunakan jamu sebagai obat. Kemudian saya mengembangkannya yang berfokus pada anticanser dari bahan alami,” tandasnya.
Sementara, di samping kesibukannya menjadi ilmuwan, Iha turut aktif dalam membangun pendidikan di UIN Malang. Profesinya dimulai pasca S2, Iha melamar menjadi dosen di UIN Malang. Iha membeberkan, saat diterima menjadi dosen, dirinya hanya bertiga diamanahi membuat proposal pendirian program studi Farmasi. Pada tahun 2013, prodi Farmasi resmi dibuka dia ditunjuk menjadi sekretaris jurusan. Kemudian pada tahun 2017, rektor mempercayakan Iha menjadi ketua program studi (kaprodi). Kini, ia dipercayakan menjadi Wakil Dekan I FKIK UIN Malang.

Dalam benaknya, menjadi guru besar adalah cita-citanya sejak lama. Meskipun di tengah kesibukan menjadi Kaprodi, Iha memiliki prinsip harus meluangkan waktu untuk menulis. “Mungkin ini yang namanya me time ya,” ungkapnya.

Iha membeberkan bagaimana caranya menunaikan kewajibannya sebagai dosen sekaligus Kaprodi namun juga tetap produktif menulis. “Kalau di kampus melaksanakan tugas tambahan dan mengajar, maka di rumah saya sempatkan menulis. Kalau di kampus saya melakukan penelitian, di rumah saya buat rekapan data, menulis begitu,” bebernya.

Iha tak lupa mengucap syukur dan harapan atas terwujudnya cita-cita menjadi guru besar. Guru besar merupakan pencapaian akademik tertinggi. Namun di samping itu beban moralnya juga tinggi. Sebagai guru besar, seharusnya semakin baik serta produktif dalam berkarya. Banyak berkarya di jurnal internasional bereputasi. “Insyaalloh tambah semangat, cuma mau lebih baik aja. Sekarang fokusnya lebih pada pengabdian di institusi,” ungkapnya.
Iha berpesan kepada dosen yang sedang berjuang agar tidak meninggalkan kewajibannya sebagai insan akademis, yakni dengan menulis, meneliti dan mengabdi. “Karena itu semua adalah kewajiban bagi dosen,” pungkasnya.(cay)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News