Kab Malang, IP – Sebanyak 97 Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Malang telah mendapatkan akses Tabungan Pelajar, dengan total rekening yang akan dibuka untuk siswa sejumlah 29. 347 rekening.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri saat menghadiri penandatanganan komitmen antara Pemkab Malang, OJK serta bank penyalur di Pendopo Agung Kepanjen hari Jumat, (27/08) lalu.“Ini merupakan upaya TPKAD Kabupaten Malang dalam melakukan percepatan akses pelajar terhadap layanan keuangan yang sangat inovatif,” ungkapnya
Menurut Sugiarto, pembukaan rekening Tabungan Pelajar melibatkan lima bank penyalur. Antar lain BRI, BNI, Mandiri, Bank Jatim, dan Artha Kanjuruhan. Ia juga mengaku, tidak ada biaya administrasi untuk membuka rekening tersebut.
“Karena tujuan kita mengajak siswa menabung lebih baik lagi. Selain itu, sebagai media belajar bagi guru untuk mendorong siswanya agar lebih gemar menabung lagi,” imbuhnya
Pemberian rekening kepada siswa, dijelaskan Sugiarto juga merupakan wujud Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR). Harapannya untuk meningkatkan pemahaman pelajar terkait dunia keuangan, sehingga target inklusi keuangan sebesar 90% dapat tercapai tahun 2024 mendatang.
“Kami mengajak semua pihak berkolaborasi untuk meningkatkan kepemilikan rekening bagi seluruh pelajar di Indonesia. Kini jumlah pelajar yang telah memiliki rekening baru mencapai sebesar 63%, dan diharapkan pada akhir tahun 2024 seluruh pelajar di Indonesia telah memiliki rekening,” ujarnya
Dengan banyaknya kepemilikan rekening bagi siswa ini, tidak lupa Sugiarto meminta kepada pihak perbankan agar terus melakukan kunjungan ke sekolah. Minimal kunjungan dilakukan satu kali dalam satu bulan.
Sementara itu, Bupati Malang Sanusi menjelaskan, penyaluran rekening bagi pelajar merupakan bentuk bantuan afirmasi pendanaan, termasuk untuk penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik Sebagai bentuk pendidikan karakter, ia lantas mengajak pelaku pendidikan untuk menanamkan jiwa wirausaha bagi peserta didik. Caranya dengan mendorong dan membina hobi dan kreativitas dari para siswa.
“Dengan demikian mereka diharapkan memiliki pemikiran berwirausaha, bukan mencari pekerjaan setelah lulus sekolah,” pungkasnya. (was)