
Malang, IP – Penyelenggaraan pendidikan inklusi dan pendidikan khusus bagi anak penyandang disabilitas hingga kini masih menghadapi berbagai hambatan. Tanpa ada komitmen yang kuat, pendidikan inklusi tidak akan terwujud.
Terkait pendidikan inklusi, Universitas Brawijaya menjadi universitas penerima mahasiswa penyandang disabilitas terbanyak di Jawa Timur. Fakultas Ilmu Budaya, menjadi salah satu fakultas dengan penerimaan mahasiswa disabilitas.
Karenanya, Diskusi Inklusi (DIKSI) menjadi sebuah upaya untuk menumbuhkan kesadaran sosial bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya untuk menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas, Sabtu (20/05/2023).
Baca juga :
“Karena Fakultas Ilmu Budaya menerima mahasiswa berkebutuhan khusus, jadi rasanya perlu membangun disability awareness di lingkungan kampus,” ujar Ashar, Ketua Pelaksana Diskusi Inklusi.
Menurutnya, kita perlu melihat sudut pandang seorang mahasiswa disabilitas kepada mahasiswa umum maupun sebaliknya. Dengan respons positif dan antusias, diskusi ini menjadi ajang untuk berbaur sehingga saling belajar dan mengert
Diskusi ini tidak hanya membahas pengalaman dari mahasiswa disabilitas dalam menjalani aktivitas perkuliahan. Mereka yang non disabilitas, juga bisa belajar cara berinteraksi dan cara membantu mahasiswa disabilitas.
Pasalnya banyak dari mahasiswa tidak mengerti hal tersebut, banyak dari mereka merasa iba dan ingin membantu mahasiswa disabilitas. Padahal tidak selamanya mereka ingin dibantu, bahkan biasanya mereka sudah lebih mandiri. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi PendidikanÂ