Malang, IP – Fina Mulianastiti, merupakan Guru Penggerak Angkatan 4 yang berfokus mengembangkan literasi. Guru bahasa ini telah berhasil menerbitkan puluhan buku fiksi dan nonfiksi. Kecintaan pada menulis juga turut ia tularkan kepada murid-muridnya, sehingga banyak siswa terdorong ikut menulis.
“Menjadi suatu hal yang menyenangkan ketika ada murid yang mengikuti jejak kita,” ungkap Fina.
Menurut Fina, menjadi guru sekaligus penulis memberi banyak keuntungan, seperti dapat meningkatkan kecakapan personal yang berdampak pada kualitas transfer ilmu ke siswa.
“Dengan menulis biasanya kita perlu lebih banyak membaca dan lebih kritis, tentu ini akan berdampak pada cara kita mengajar,” kata Fina.
Baca juga :
Jadi Guru Penggerak Dorong Asiyah Kembangkan Diri
SMA Negeri 1 Turen Kembali Jadi Tuan Rumah Lokakarya Guru Penggerak
Pisah Sambut Kepala Sekolah, Guru SMPN 2 Pagak Berharap Animo Lulusan SD Meningkat
Sebelum konsisten menulis seperti sekarang, ia semula hanya menulis untuk mengisi waktu saat pandemi. Tulisannya berfokus pada cerita anak, yang mana Fina mengisahkan konflik sehari-hari dengan menyisipkan amanat dalam setiap cerita.
Kecintaan terhadap bahasa, juga ia tuangkan lewat sejumlah karakter dalam cerita yang dirangkai. Bahkan tiap karakter dalam cerita memiliki nyawa dan seakan-akan ada di dunia nyata.
Namun karena buku ditunjukkan untuk anak-anak, Fina masih menemui beberapa tantangan. Seperti kesulitan dalam pemilihan bahasa yang sesuai dengan dunia anak-anak.
“Meski ceritanya tentang anak-anak menghadapi masalahnya, nyatanya lebih sulit, terutama untuk memasukkan amanat dalam setiap cerita,” jelas Fina kepada Inspirasi Pendidikan.
Karya fiksi memang menjadi media untuk menyampaikan pesan bagi anak-anak. Sebab, karya fiksi akan lebih mudah membekas pada hati anak ketimbang karya nonfiksi. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 110