Kab Malang, IP – Di usianya yang tak lagi muda, bukan menjadikan halangan Asiyah (50) mengembangkan diri. Kecintaan terhadap dunia pendidikan mendorongnya untuk terus belajar dan berinovasi. Terutama mengenai media pembelajaran dan teknologi.
Hal ini dibuktikan saat ia memilih untuk menjadi Guru Penggerak Angkatan 7. Dengan tertatih-tatih ia berhasil menyelesaikan pendidikan tersebut hingga akhir.
“Ini mungkin jadi tahun terakhir saya bisa mendaftar karena program seperti itu terdapat persyaratan yang melibatkan usia,” ungkapnya kepada Inspirasi Pendidikan, Senin (9/8/2023).
Di tengah kondisi yang serba terbatas, ia mengakui sempat kesulitan. Pasalnya lokasi rumah Asiyah jauh dari perkotaan, sehingga terkadang menjadikan sinyal telepon sulit untuk dijangkau. Selain itu, minimnya informasi acap kali menjadikan pengumuman mengenai Guru Penggerak simpang siur.
Baca Juga:
Terima SK Pengangkatan PPPK, Guru Siap Berikan Kinerja Terbaik
Calon Guru Penggerak Kota Malang Ikuti Festival Panen Hasil Belajar
SMA Negeri 1 Turen Kembali Jadi Tuan Rumah Lokakarya Guru Penggerak
“Namun, Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan seluruh rangkaiannya sampai akhir,” tegasnya.
Dari hasil program yang telah ia ikuti, guru yang berasal dari Ampelgading tersebut ingin memberikan perubahan pada sekolah tempat ia mengajar. Bukan hanya menyusun sebuah program, namun nantinya ada pengukuran atas keberhasilan program tersebut. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 106