Malang, IP – Sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat alat pengolahan sampah organik dan alat monitoring kandang lalat BSF bernama Ormnicro.
Mereka adalah Shafina Rifdhayanti Zein, Charis Maulana, Akhdan Zaim, Ridho Firmansyah, dan Aulia Angkasa yang dibimbing langsung oleh Eka Maulana dari Fakultas Teknik.
Ormnicro terintegrasi Internet of Things (IoT) dan dilengkapi dengan mesin pencacah sampah organik. Tekstur yang dihasilkan dari mesin pencacah itu pun bisa diatur. Dari tekstur kasar maupun halus sesuai dengan tiga jenis saringan yang tersedia.
“Tekstur halus atau kasarnya hasil pencacahan yang dibutuhkan menyesuaikan ukuran mulut dan sistem makan baby maggot sampai menjadi maggot dewasa,” ungkap Shafina dikutip dari Prasetya Online.
Baca Juga : Growth Lamp, Alat Inovasi UB Genjot Pertumbuhan Bawang
Alat pengolahan sampah organik itu juga dilengkapi dengan peniris/spinner yang dapat mengurangi kadar air pada pakan maggot. Menariknya, air bekas spinner sampah organik dapat menghasilkan pupuk cair.
“Peniris atau spinner nantinya dapat mengurangi kadar air pada pakan maggot dan dapat menghasilkan pupuk cair dari air bekas spinner sampah organik tersebut,” papar mahasiswa Jurusan Elektro ini.
Menggaet TPST Tumpang Lestari, alat ini dapat membantu TPST untuk dapat mengolah sampah organik lebih mudah dan bermanfaat. Dengan demikian, hasil pengolahan sampah dapat bernilai ekonomis.
“Kombinasi alat pencacah dan spinner ini tentu dapat menjadi jawaban bagi pembudidaya maggot di TPST Tumpang Lestari yang selama ini kesulitan untuk mengatur tekstur dan kandungan air pada pakan maggot,” imbuh Shafina. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan