Malang, IP – Banyaknya siswa berkebutuhan khusus yang masuk jalur reguler, membuat mereka mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Sebab itu, SMPN 10 Malang membentuk inovasi Jarik Ma’Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa).
Inovasi ini menjadi terobosan pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah reguler. Dalam inovasi Jarik Ma’Siti, pembelajaran dilakukan dengan cara menyesuaikan karakteristik siswa berkebutuhan khusus.
Syahroni Kepala SMPN 10 Malang menjelaskan, inovasi tersebut sudah mulai dirintis sejak tahun 2019. Ketika itu, pihaknya menemukan masih banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan.
Baca Juga :
“Setelah kami lakukan skrining, banyak sekali anak-anak kita yang mengalami hambatan. Maka niatan kami bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus ini atau dalam bahasa kami istimewa, bisa menerima pelajaran dan mengasah potensinya,” terang Roni.
Dalam Jarik Ma’Siti, metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang adaptif. Seperti pembelajaran menggunakan gambar dan juga aktivitas. Metode tersebut ternyata membuat Jarik Ma’Siti mampu menyentuh ratusan siswa berkebutuhan khusus di SMPN 10 Kota Malang.
Suwarjana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menuturkan bahwa replikasi Jarik Ma’Siti saat ini juga tengah dikembangkan di sejumlah sekolah lain. Mengingat progres inovasi ini dinilai sangat baik. Ia pun juga berkomitmen untuk memperkuat regulasi replikasinya.
“Saat ini dalam proses menyiapkan perwal pendidikan inklusi yang core-nya banyak diambil dari pembelajaran di SMP 10,” tuturnya.
Sementara itu, Sutiaji Walikota Malang meminta Jarik Ma’Siti terus dikembangkan dan dievaluasi. Sebab hal ini telah menjadi bagian dari ikhtiar Kota Malang mewujudkan pendidikan yang setara untuk anak-anak.
“Memenuhi amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terima kasih dan jangan berhenti berkarya,” imbuhnya Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan