Merawat Warisan Leluhur: Guru IPS Kota Malang Pelajari Konservasi Arca di Museum Mpu Purwa

0
Sekretaris Dikbud Kota Malang Tri Oky Rudianto Prastijo bersama Rakai Hino Galeswangi menengok koleksi benda bersejarah Museum Mpu Purwa. (Foto: Wahyu Setiawan/IP)

Mendatang diharapkan siswa-siswi dan masyarakat tidak hanya sekadar datang ke museum, akan tetapi juga bisa mengerti koleksi-koleksi museum serta sejarahnya. Mengingat sejarah kejayaan masa lampau dapat menjadi sebuah suri teladan bagi orang-orang yang hidup di masa kini.

Tak hanya itu, Oky berharap museum-museum di Kota Malang kedepannya bisa lebih eksis dengan kegiatan-kegiatan yang lebih menarik, serta bisa menjadi agenda rutin yang dapat menampilkan wajah Kota Malang. “Bahwa selain menjadi Kota Pendidikan, budaya di Kota Malang juga turut kita angkat,” imbuhnya.

Sementara dalam sambutannya, Juli Handayani Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Kota Malang menyampaikan bahwa Konservasi Koleksi Museum Mpu Purwa merupakan agenda rutin tahunan. Tahun ini, kegiatan konservasi terlaksana dua hari yakni dari tanggal 16 sampai 17 Oktober 2024.

Peserta yang diundang sekitar 30 orang di tanggal 16 Oktober 2024, sementara tanggal 17 Oktober 2024 mengundang sebanyak 20 peserta. Para peserta tersebut didampingi oleh narasumber Rakai Hino Galeswangi, arkeolog anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang.

Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Kota Malang, Juli Handayani foto bersama narasumber dan peserta konservasi. (Foto: Wahyu Setiawan/IP)

“Diharapkan dengan kegiatan ini, kita, masyarakat, dan semua guru bisa lebih mencintai budaya warisan leluhur. Jadi bagaimana cara kita merawat dan menjaga situs-situs arca yang ada di Kota Malang,” tutur Juli.

Merespons kegiatan, salah satu peserta kegiatan dari SMPN 6 Kota Malang Esthi Wahyu Utami mengaku senang dan mengapresiasi kegiatan konservasi tersebut. Karena sebagai guru IPS, ia bisa mengetahui cara konservasi terhadap benda-benda purbakala yang nantinya bisa diajarkan kepada para peserta didik.

Esthi juga menyampaikan bahwa kegiatan konservasi semacam ini menjadi kegiatan perdana yang pernah ia ikuti. Ia pun berharap kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan, karena sebagai pendidik kegiatan rutinan ini bisa menjadi pengingat betapa pentingnya mengetahui cara konservasi benda-benda bersejarah.

“Kita akan ingat untuk menyampaikan ke anak didik, apalagi setiap tahun anak didik itu pasti berbeda. Kebetulan hari ini saya yang bertugas, sehingga nanti saya bisa menyampaikan kepada teman-teman lain bagaimana melakukan konservasi,” tutur Eshi kepada Inspirasi Pendidikan. (was/adv)

Konten versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 131

Total Kunjungan: 13

Install Aplikasi Inspirasi Pendidikan di Ponselmu: Install Sekarang