Malang, IP – Puluhan guru IPS se-Kota Malang baru saja mendapat pengalaman berharga dalam Konservasi Koleksi Museum Mpu Purwa 2024. Kegiatan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang ini mengajarkan cara merawat benda-benda bersejarah secara praktis.
Para guru tidak hanya mendapat teori, tetapi juga berkesempatan praktik langsung merawat dan membersihkan arca-arca koleksi Museum Mpu Purwa. Mereka mempelajari teknik dari membasahi dengan air hingga menyikat dengan pola dan alat-alat khusus. Antusiasme tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber tentang metode konservasi yang tepat.
Baca Juga:
Museum Mpu Purwa, Sajikan Wawasan Sejarah Kota Malang
Upaya Kabunga Perbaiki Ekosistem Kesenian dan Kebudayaan di Kota Malang
Aruna Belva Deniswara, Raih Medali Emas Pertama Dalam OSKN Bidang Biologi
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Tri Oky Rudianto Prastijo menjelaskan, kegiatan konservasi ini bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap warisan leluhur di kalangan sekolah, guru, dan siswa. Baik itu berupa arca maupun benda-benda bersejarah lainnya.
“Mereka (benda bersejarah) harus kita pelihara, kita rawat sebagaimana kita merawat diri kita. Cara merawatnya, mungkin kalau arca dengan cara dibersihkan, jangan sampai terkesan kotor, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Benda-benda bersejarah seperti arca, kata Oky, semestinya memang harus diposisikan sebagai mitra dari museum yang perlu terus dirawat dan dipelihara. Dengan begitu, arca akan tampak bersih sehingga layak untuk ditampilkan tanpa mengurangi arti dan riwayat dari arca tersebut.
Ia lantas menilai bahwa jika tidak ada sebuah inovasi dan strategi pemeliharaan, maka benda-benda peninggalan masa lampau hanya akan menjadi sebuah kenangan. Karenanya, Dikbud Kota Malang melalui Bidang Kebudayaan harus punya inovasi-inovasi dengan mengajak masyarakat, terutama siswa untuk lebih mencintai museum.
“Didalamnya juga harus mengenalkan museum ini seperti apa dan ada apa saja. Kita tahu, dulu itu setiap study tour yang dituju di setiap daerah adalah museum, tapi sekarang siswa sekolah yang datang ke suatu kota datang ke museum itu relatif jarang,” ungkapnya.