Malang, IP-Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang untuk terus produktif berkarya.
Terbukti, para mahasiswa dan mahasiswi itu berhasil menerbitkan beberapa karya berupa buku, hasil menulis solo (sendiri) maupun menulis antologi (kolaborasi). Selain menerbitkan buku, tidak sedikit juga yang menulis artikel populer yang di antaranya terbit di mojok.co, islami.co, dan sebagainya.
Dalam berkarya, Dyah Palupi A, Ketua UKM LKP2M UIN Malang mengatakan, berkarya membuat hidup lebih hidup. “Meskipun setiap hari kami memiliki motivasi yang berbeda, tujuannya sama. Yaitu, produktif berkarya,” ujar Dyah Paulupi.
Hal senada disampaikan M. Izzudin Rifqi, pengurus bidang kepenulisan. Menurutnya, dia punya banyak waktu yang luang, dan perlu diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Di antaranya, menuangkan ide, gagasan, mapun pemikiran melalui karya tulis.
“Semua orang dapat berkarya, sehingga ketika teman-teman sudah memahami hal yang fundamental itu, maka akan ada semangat dalam berkarya,” papar M Izzudin Riqi.
Ditanya bagaimana mereka tetap menjaga semangat berkarya hingga melahirkan banyak karya, Izzudin Rifqi mengungkapkan, seorang mahasiswa perlu menuliskan timeline apa saja yang perlu dikerjakan ketika pandemi. Bisa membuat kelas menulis mini grup, kemudian melakukan follow up.
Lanjut Rifqi, komitmen menjadi hal yang penting dalam berkarya. “Ketika kita sudah punya komitmen untuk menulis, mau tidak mau harus dilakukan,” tutur mahasiswa yang telah menulis 15 artikel di media online dan 3 buku antologi selama pandemi.
Menurutnya, pandemi adalah suatu momen yang istimewa, meski di sisi lain ada ironi yang menggelisahkan. Pandemi adalah ketika seseorang dapat mencoba hal-hal baru. Selain itu, juga memiliki waktu yang lebih banyak untuk menulis maupun menggali informasi. “Ketika kita sudah memahami, kita akan punya dosis semangat dalam menulis,” bebernya.
Bagi mahasiswa, menulis selain menjadi kebahagiaan tersendiri, dapat mengasah skill yang lebih, dalam hal literasi, dan mendapat profit. “Benefit dalam menulis banyak sekali. Contoh, dalam apply beasiswa biasanya melampirkan kemampuan dalam menulis, karya tulis yang pernah terpublikasi,” jelas Rifqi.
Manajemen waktu yang tepat, serta memahami pentingnya meningkatkan integritas diri, mengantarkan mereka produktif dalam berkarya.
Pada akhir tahun 2020, berbarengan dengan purna tugas kepengurusan mereka, telah mengasilkan setidaknya 21 buku yang terdiri dari buku antologi maupun buku karya individu.
“Pandemi menurut kami tantangan, banyak sekali media yang lahir di masa pandemi. Juga media yang menerima artikel populer. Di sana kita dituntut untuk turut aktif dalam berkontribusi. Peluangnya, ketika kita mau mengadakan kelas-kelas kecil seperti di grup Whatsapp, akan lebih mudah.
Di masa pandemi, kita dapat menembus ruang dan waktu,” pungkasnya.(cay)