Malang, IP – Pagi itu, Inspirasi Pendidikan menemui Mokhamad Rukhan di salah satu perpustakaan sekolah di Kota Malang. Hampir tak ada waktu istirahat bagi Rukhan meskipun akhir pekan.
Kesibukan ayah tiga anak ini selain menjadi seorang guru dan kepala perpustakaan, ia juga aktif di lembaga kemasyarakatan. Tak jarang ia menyempatkan diri untuk mengisi konten di akun YouTube miliknya.
Rukhan menjadi satu dari segelintir orang yang fokus terhadap upaya pengembangan literasi masyarakat. Siapa sangka, dibalik sosoknya yang sederhana, ia mampu mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Teras di Jalan Sebuku Gang IV No 1 Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
TBM Teras, ia dirikan pada tahun 2015. Alasan mendirikan taman baca ini karena adanya rasa resah akan kondisi anak-anak di lingkungan sekitar. Saat itu, banyak anak yang mulai kecanduan game akibat dari menjamurnya rental penyewaan PS (PlayStation).
Bahkan tak sedikit dari mereka yang lebih memilih menghabiskan uang saku hanya untuk euforia bermain game, daripada mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat.
Kondisi ini lantas menggerakkan Rukhan membuat ruang baca gratis di depan teras rumah. Ruang itu berisi berbagai koleksi buku milik pribadi dan anak-anaknya.
Baca Juga :
Geliat Literasi, SMAN 1 Malang Canangkan Gelis Merdeka
Gerilya Literasi, Bangun Kemudahan Akses Bacaan
SMK Negeri 4 Kota Malang Unjuk Karya Pembelajaran Lewat Pameran
Pria kelahiran 5 April 1971 itu memang berkemauan untuk mengembalikan generasi muda yang pandai bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, upaya ini ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan, butuh kreativitas dan loyalitas tanpa batas.
“Saya tawarkan gratis, bahkan boleh mereka bawa pulang, namun saat itu tidak ada satu pun yang tertarik,” ujar Rukhan.
Antusiasme Minim Membuat Rukhan Putar Otak
Melihat minimnya antusiasme anak-anak sekitar, membuat Rukhan harus putar otak. Dia tak bisa langsung memaksa mereka datang ke TBM untuk membaca. Melainkan dengan cara-cara lain yang dianggap lebih menarik. Mulai dari mengadakan lomba menggambar dan menyediakan berbagai macam permainan tradisional, seperti dakon, egrang, congklak, kelereng hingga kempyang.
“Tak ada niat apa pun, selain sebuah upaya kecil untuk memantik minat baca anak-anak sekitar,” ujarnya.
Melalui kegiatan-kegiatan itu, anak-anak akhirnya banyak yang tertarik dan mau datang ke TBM Teras. Di saat seperti itu pula, Rukhan mulai mengeluarkan berbagai koleksi buku dan membiarkan anak-anak untuk berinteraksi dengan bahan-bahan bacaan tersebut. Dengan harapan, mereka akan tergerak untuk hobi membaca.Baca berita selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan