Malang, IP – Ular tangga merupakan permainan asyik yang biasa dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Permainan ini berbentuk kertas persegi empat, dengan nomor dari satu hingga seratus yang dilengkapi dengan tangga dan ular di beberapa titik.
Dalam permainan tersebut, pemain dapat naik ke nomor tertentu jika berhenti di gambar tangga. Sebaliknya, pemain harus turun ke nomor tertentu jika berhenti di gambar ular.
Biasanya, ular tangga hanya digunakan sebagai permainan untuk media hiburan. Namun AMZ Supardono, guru PPKn di SMP 2 YPK Malang menjadikan ular tangga sebagai media pembelajaran untuk memproyeksikan nilai dan semangat Sumpah Pemuda dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
“Saya memilih media ular tangga karena permainan ini mengandung nilai pengetahuan, nilai keterampilan, dan juga nilai sikap yang memang harus tercapai dalam setiap pembelajaran,” ujar Dono.
Berbeda dengan ular tangga lainnya, Dono membuat ular tangga ini secara 3 dimensi. Setiap nomornya tersusun dengan berbagai bentuk seperti lingkaran, segitiga, dan juga segi empat.
Dalam pelaksanaannya, Dono membagi siswa di kelas VIII menjadi 4 kelompok yang diberi nama kelompok Kritis, Kreatif, Gotong Royong, dan juga Mandiri.
Setiap kelompok akan maju dan mengocok dadu kemudian menjalankan bidak sesuai dengan nomor yang didapatkan melalui kocokan dadu tersebut.
Setelah siswa selesai menjalankan bidak, siswa akan berhenti di bentuk tertentu. Kemudian, siswa harus mengambil kertas soal yang telah disediakan sesuai dengan bentuk yang telah didapatkan.
Masing-masing kelompok mendapatkan soal yang berbeda-beda, seperti harus menyebutkan isi sumpah pemuda, menyanyikan lagu nasional, hingga menyebutkan nilai Pancasila yang terkandung dalam sebuah gambar.
Dengan mendapatkan soal di kertas tersebut, siswa harus mendiskusikan dan mempresentasikannya secara langsung di depan kelas secara kelompok.
Selesai melakukan permainan ular tangga Pancasila, Dono meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan pendapatnya mengenai media pembelajaran kreatif ular tangga ini.
“Pembelajaran hari ini sangat bermanfaat karena kita bisa bermain dan praktik secara langsung, sehingga kita sebagai generasi muda juga tidak menjadi generasi mager (males gerak) jika hanya disuguhi dengan teori saja,” ungkap Okta, siswa dari kelompok Kritis.
Puan, salah satu siswa kelas VIII dari kelompok Mandiri juga menjelaskan nilai-nilai Pancasila yang ia dapatkan dalam permainan ular tangga Pancasila ini.
“Menurut saya, melalui permainan ular tangga ini saya bisa belajar mengenai percaya diri, kerja sama kelompok, berpikir kritis, dan juga berpikir kreatif” jelas Puan.
Kemudian, Kepala SMP 2 YPK Malang Deasy Andayanti SSi juga mengungkap bahwa media ular tangga Pancasila ini begitu menarik dan patut untuk dikembangkan.
“Saya harap media ini bisa terus dikembangkan, terlebih karena di kelas VIII sendiri terdapat beberapa siswa dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga saya rasa pembelajaran ini dapat menyatukan perbedaan mereka satu sama lain,” tegas Deasy.
Pewarta: Piscella Kusuma