Eko Yusuf Wahyudi: Mari Kita Berdayakan Lingkungan Sekitar Kita
Inspirasi Pendidikan – Momen sejarah Sumpah Pemuda yang diperingati serentak 28 Oktober 2017 kemarin menjadi pengingat bagi setiap orang bahwa pemuda memiliki andil dalam berdirinya negeri ini. Dalam scope yang lebih luas pemuda memiliki peran penting di segala lini dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Berkaitan dengan ini, gerak positif pemuda sangat diharapkan muncul di akar rumput, di kampung-kampung dan di desa-desa. Inilah yang dicontohkan oleh Komunitas Pemuda 87 Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.
Ditempatnya itu, para pemuda 87 melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Mereka tidak melakukannya sendiri, tetapi komunitas yang berangkat dari 7 orang ini juga bekerjasama dengan Pesantren Rakyat Baitul Muttakin Ngajum, Posdaya dan masyarakat sekitar dalam melakukan aktifitasnya. Hal itu seperti yang diceritakan oleh salah satu inspiratornya, Eko Yusuf Wahyudi.
Ditemui di warung kopi dekat jalur lintas barat (Jalibar), Eko Yusuf Wahyudi atau karib disapa Yusuf menjelaskan pengalamannya kepada tim redaksi Inspirasi Pendidikan, Jumat (3/11/2017). Pria yang juga pengasuh Pesantren Rakyat Baitul Muttakin ini mengungkap beberapa kegiatan yang baru saja dilakukan oleh dirinya bersama Komunitas Pemuda 87 Desa Ngasem. “Sepekan terakhir kami menyelenggarakan berbagai kegiatan salah satunya adalah gerak jalan sehat pada peringatan Hari Santri Nasional kemarin”, jelasnya.
Tidak berhenti disana, seusai giat jalan sehat tepat pada peringatan Sumpah Pemuda mereka melakukan giat pemberdayaan berupa santunan kepada masyarakat miskin disekitar Desa Ngasem. Setidaknya ada 12 orang sangat miskin yang diberikan santunan oleh Kelompok Pemuda 87. Saat ditanya latar belakang dari santunan tersebut, Yusuf menjabarkannya secara luas.
Ia bersama rekan-rekannya memiliki tujuan untuk menggerakkan masyarakat untuk terus berproses menjadi lebih baik lagi. Dirinya terpantik oleh salah satu semangat Pesantren Rakyat. Kurang lebih bunyi semangat itu adalah “Dimana ada Pesantren Rakyat maka haram hukumnya ada masyarakat miskin yang terlantar”. “Kami berangkat dari keprihatinan kami terhadap masyarakat yang berkekurangan”, ungkap pemuda alumnus Unira Malang itu.
“Selama ini fokus pembangunan desa masih banyak ke pembangunan fisik. Selayaknya desa tidak hanya membangun fisik saja tetapi juga harus juga membangun pemberdayaan” tambahnya.
Menurutnya, dalam hal ini pemuda harus mengambil peran. Ia berharap pemuda saat ini jangan hanya berpangku tangan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. “Pemuda harus bergerak di bidang-bidang sosial dan harus merubah mindset pikiran untuk tidak hanya berorientasi atau berfokus pada pekerjaan saja”, harapnya
Pemuda yang juga aktif sebagai Pendamping Keluarga Harapan (PKH) dan Pemuda Mandiri Membangun Desa (PMMD) itu berpesan bahwa menjalani kehidupan ini harus seimbang. “Sebagai pemuda kita harus memiliki rasa peduli kepada sesama dan jangan apatis terhadap lingkungan sekitarnya”, pesan pemuda inspiratif satu ini.
“Mari kita berdayakan lingkungan sekitar kita”, ajaknya.
Selain ini, Yusuf juga menginisiasi usaha batako yang digerakkan oleh masyarakat. Menurut informasi, hasil dari usaha batako ini diperuntukkan salah satunya untuk pemberdayaan guru PAUD Al-Ikhlas. (ncp)
Penulis: Chandra Editor: Chandra Publish: Ipin