Menyikapi pergeseran paradigma tersebut, menurut Nisa, guru harus terus berpacu melakukan berbagai inovasi agar pembelajaran yang dilaksanakan selalu kontekstual dan mampu menarik minat siswa. “Guru yang hanya mengandalkan buku dan ceramah saja, akan membuat siswa cepat bosan dan jenuh. Akibatnya pembelajaran menjadi tidak efektif” lanjutnya.
Materi dalam workshop tersebut dibagi ke dalam tiga sesi. Sesi pertama, peserta diajak memahami pentingnya inovasi pembelajaran. Materi yang disampaikan di antaranya adalah Blended Learning. Sebuah strategi pembelajaran yang memadukan online, offline, dan tatap muka. Nisaul Barokati Selirowangi didapuk sebagai narasumber di sesi ini.
Pada sesi ke dua, materi mengarah ke teknis. M. Syaiful Pradana selaku narasumber pada sesi ini mendampingi peserta mengoperasikan dua software yang bisa digunakan dalam blended learning. Dua software tersebut adalah Ncesoft Filpbook Maker dan Screencast-o-Matic. Software pertama bisa digunakan oleh para guru untuk membuat bahan ajar digital dengan tampilan yang menarik dan dengan langkah yang cukup mudah. Sementara, sofware terakhir bisa digunakan oleh para guru untuk membuat video pembelajaran berbekal slide powepoint, word, dan sebagainya.
Aplikasi e-learning Edmodo menjadi menu yang dilahap peserta di sesi ketiga. Sesi ini disampaikan oleh Sigit Priatmoko. Pada sesi ini, peserta diajak mengenal dan langsung praktik menjalankan Edmodo. Melalui aplikasi ini, peserta bisa menggunakan media dan bahan ajar yang dikembangkan menggunakan dua software pada sesi sebelumnya.
