Siswa Batu Ukir Prestasi Bergengsi Saat Pandemi Aliya, Talenta Muda Desainer Batik

0

Pandemi Covid-19 tak menyurutkan para siswa di Kota Batu mengukir prestasi bergengsi. Baik di tingkat regional maupun nasional. Salah satunya adalah Aliya Diza Rihhadatul Aisy, siswa SMP Negeri I Kota Batu.

Aliya mengukir kebanggaan bagi Kota Batu dengan raihan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemnedikbud). Siswi kelas IX C ini berulangkali berprestasi dalam kreativitas seni membatik.

Diceritakan oleh Kepala SMPN I Batu (NESABA), Tatik Ismiati, tak hanya kreatif dan mumpuni dalam bidang membatik, Aliya dikenal sebagai pribadi yang ramah, pintar, tekun, dan soleha. Kemampuan bidang akademiknya tak kalah mencengangkan. Dia adalah lulusan terbaik try out kejujuran Se-Malang Raya menjelang lulusan sekolah dasar (SD).
“Aliya ini luar biasa. Keinginan dia untuk mengembangkan batik sudah dimulai sejak kelas III SD, dan memulai belajar batik dengan bergabung di Sanggar Batik Gondo Kusumo atau lebih dikenal dengan nama Sanggar Anjani Batik Galeri, sejak usia 8 tahun sampai sekarang,” papar dia.

Segudang prestasi, masih kata Tatik, diraih Aliya ketika masih duduk di SD. Dia pernah Juara 1 Lomba membatik tingkat Provinsi Jawa Timur 2016. Juara harapan 1 lomba membatik tingkat Provinsi Jawa Timur 2015. Juara harapan 1 pada lomba membatik tingkat Nasional 2016. Juara harapan 1 lomba siswa berprestasi bidang seni tingkat provinsi Jawa Timur 2016.
“Juara 1 Lomba Membatik Tingkat Kota Batu di 2015 dan 2016. Juara 1 lomba mendongeng tingkat Kota Batu 2016.

Juara 1 Olimpiade Matematika tingkat Kota Batu 2016,” urainya.
Bukan hanya itu, prestasi yang diraih selama menjadi Siswa SMPN I Batu yaitu, Juara 3 Lomba Cerdas Cermat tingkat Kota Batu Tahun 2019.
Sebagai Ketua Kelas 7 tahun pelajaran 2018-2019.

Aktif Sebagai Pengurus OSIS INTI masa bhakti 2019-2020.
Sampai saat ini Aliya yang juga anak pasangan suami istri (pasutri) Dita Lelana Febrianto dan Fatimmatuz Zuhroh ini telah menghasilkan karya kain batik kurang lebih 300 lembar.
“Batik-batik itu saya beri nama “Maru Bayu” (Maneka Rupa Batu Ayu). Maknanya adalah beraneka ragam kecantikan Kota Batu,” ungkap Aliya.

Alasan Aliya memilih nama “Maru Bayu” sebagai identitas batik karyanya karena motif batik karyanya diambil dari berbagai keberagaman yang dimiliki oleh Kota Batu.
Di antaranya, sayur dan buah khas Kota Batu, tempat wisata, serta budaya sebagai potensi lokal kearifan lokal yang dimiliki Kota Batu.

Sebagai informasi, profil Aliya Diza yang sangat popular di media massa (media massa online, youtube, televisi nasional) karena prestasi membatiknya.
Hingga ia mendapat konfirmasi dari pihak Kemendikbud untuk dicalonkan sebagai salah satu nominasi Duta Pelestari Budaya, kemudian diminta mengirimkan data diri/profil, foto selutuh hasil karya batik yang sudah dihasilkannya, beserta seluruh foto kegiatannya, dan memenangkan nominasi itu. (doi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News