Disrupsi dan Pendidikan Indonesia Emas 2045, Oleh Amir Rifa’i

Ilustrasi Pendidikan Indonesia Emas 2045. (Foto: Ist/IP)

Saat ini dunia sedang mengalami sebuah era yang disebut sebagai era disrupsi. Kata disrupsi belakangan ini kian populer seiring dengan upaya adaptasi masyarakat terhadap situasi pandemi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “disrupsi” berarti “hal tercabut dari akarnya”.

Sedangkan secara sederhana, Era disrupsi merupakan fenomena dimana ketika masyarakat menggeser aktivitas yang pada mulanya dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya yang serba cepat dan instan. Bisa dikatakan bahwa era disrupsi adalah perubahan besar yang mengubah tatanan (Cristhensen : 1997).

Fenomena disrupsi, merupakan situasi pergerakan suatu hal yang tidak lagi seperti biasa. Era ini memiliki beberapa ciri yaitu, perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit tertebak. Perubahan yang cepat menyebabkan ketidakpastian, terjadinya kompleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan, kekurangjelasan arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas.

Pada era ini, teknologi informasi telah menjadi basis atau dasar dalam kehidupan manusia termasuk dalam bidang bidang pendidikan di Indonesia. Sehingga terjadilah yang namanya disrupsi pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, disrupsi merupakan konsekwensi dari munculnya era revolusi industri 4.0. Dengan memanfaatkan teknologi digital dalam proses belajar mengajar (cyber system), sehingga pewarisan ilmu pengetahuan dan kompetensi dapat berlangsung secara kontinu tanpa harus selalu bertatap muka di kelas. Bisa dikatakan saat ini bahwa materi ajar dapat sampai ke peserta didik setiap saat, tanpa terbatas ruang dan waktu.

Sehingga para pakar menyiapkan teknik dalam proses pembelajaranya dengan menyiapkan  perangkat teknologi digital untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, serta menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman, dan memastikan tenaga pendidik mempunyai kecakapan dalam memanfaatkan IT untuk pembelajaran dengan baik.

Suatu keniscayaan yang harus dialami oleh masyarakat saat ini bahwa teknologi sulit dibendung dan sudah merupakan tuntutan objektif. Hingga dewasa ini hampir semua orang sangat mahir memanfaatkan telepon pintar dan berbagai platform untuk berbagai urusan tanpa kecuali pendidikan. Bahkan Penggunaan Whatsapp, Facebook, Instagram, dan sejenisnya tidak bisa dicegah lagi. Baca berita selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News