Pentingnya Menulis Bagi Siswa Oleh : AMZ. Supardono

0
OLEH AMZ. SUPARDONO GURU SMP 2 & 4 YPK JATIM MALANG

Menjadi siswa tidak serta merta harus berkutat pada belajar materi pelajaran belaka.
Ada hal lain yang harus didalami, dicoba dilatih dan diperjuangkan oleh seorang siswa, mumpung masih menjadi siswa, keaktifan seorang siswa dapat mengasah minimal satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa selain menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan harus memiliki ketrampilan menulis.

Hal tersebut sejalan dengan ungkapan dari Pramoedya Ananta Toer “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Apa itu ketrampilan menulis ? Menulis adalah salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap orang berpendidikan. Upaya untuk mewujudkannya pun harus dimulai dari pendidikan dasar atau semenjak dini.

Baca Juga : Belajar Menulis ala SDK Santa Maria III

Perlu digaris bawahi, definisi menulis dalam catatan ini adalah menuangkan ide, opini, cerita, serta gagasan, dalam untaian-untaian kalimat dan paragraf. Bukan sekadar membuat simbol-simbol abjad dan huruf tak bermakna.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008), menulis ialah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif untuk berkomunikasi, baik secara langsung maupun tak langsung.

Sedangkan menurut Don Byrne dalam Teaching Writing Skills (1979), menjelaskan keterampilan menulis karangan atau mengarang ialah keterampilan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas, sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik kepada pembaca.

Baca Juga : Siswa-siswi SDK Santa Maria III Belajar Menulis dengan Mengamati

Sejauh ini memang belum banyak riset yang secara spesifik mengukur kemampuan menulis anak-anak Indonesia. PISA memang pernah melakukan pengukuran terhadap kemampuan literasi di berbagai negara, termasuk Indonesia, namun tidak secara spesifik mengukur kemampuan menulis.

Yang diukur PISA adalah kemampuan membaca, kemampuan matematika, dan sains. Meski belum banyak penelitian yang mengukur kemampuan menulis anak Indonesia, namun masih rendahnya keterampilan menulis anak Indonesia dapat terlihat dari minimnya jumlah penulis-penulis cilik di Indonesia. Sebagian besar buku-buku yang terbit di Indonesia, ditulis oleh orang-orang dewasa. Rendahnya kemampuan menulis pada para siswa tak hanya dialami oleh Indonesia.

Bahkan di sejumlah negara maju, mengapa hal serupa pun terjadi ? Sejatinya, kemampuan menulis adalah kemampuan yang sangat penting untuk meraih keberhasilan di masa depan.

Baca Juga : Merdeka Belajar Dan Mengajar Oleh : Dr. Imam Mutasim, M.Pd

Pada 2019, UNESCO mengidentifikasikan kemampuan menulis sebagai keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk komunikasi, pembelajaran masa depan, partisipasi penuh dalam ekonomi, serta kehidupan politik dan sosial dan berbagai aspek lainnya dalam keseharian.
Suyono dalam artikelnya berjudul “Belajar Menulis dan Menulis Untuk Belajar” (2014), belajar menulis dan menulis untuk belajar adalah konsep penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Apa tujuan menulis ? Menurut Semi (2007:14-21), mengungkapkan bahwa secara umum tujuan orang menulis, yaitu:

a. Untuk menceritakan sesuatu, menceritakan disini memiliki maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami, diimpikan, dikhayalkan, maupun yang dipikirkan oleh si penulis.

Baca Juga : Belajar Tanpa Ruang dan Waktu Oleh : Amir Rifa’i

b. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, maksudnya bila seseorang mengajari orang lain bagaimana cara mengerjakan, memberikan petunjuk, maupun memberikan pengarahan dengan tahapan-tahapan yang benar, berarti orang itu sedang memberi petunjuk atau paengarahan.
c. Untuk menjelaskan sesuatu, bahwa penulis berusaha menyampaikan gagasannya dalam menjelaskan sesuatu melalui tulisan yang bertujuan menjelaskan sesuatu itu kepada pembaca, sehingga pengetahuan sipembaca 10 menjadi bertambah serta pemahaman pembaca tentang topik yang kamu sampaikan itu menjadi lebih baik.
d. Untuk menyakinkan, yaitu ada saat-saat tertentu bahwa orang yangmenulis itu perlu menulis untuk menyakinkan orang lain tentang pendapat, buah pikirannya ataupun pandangannya mengenai sesuatu.
e. Untuk merangkum, maksudnya dengan menuliskan rangkuman, pembaca akan sangat tertolong dan sangat mudah dalam mempelajariisi buku yang panjang dan tebal.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilainilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan

Baca Juga : Bersama Komalku, IAI Al-Qolam Malang Kembangkan Iklim Menulis Mahasiswa

Bagaimana cara menumbuhkan minat menulis bagi siswa.
Ada tujuh cara yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan minat siswa dalam menulis.
Berikut caranya :

1. Mulai dengan menumbuhkan kebiasaan membaca pada siswa
Ini merupakan salah satu hal terpenting yang bisa dilakukan untuk mendorong siswa menjadi lebih gemar menulis dan bisa menulis dengan baik.
2. Jangan batasi imajinasi siswa
Saat siswa sudah mulai tertarik untuk membuat tulisan, jangan batasi tema tulisan yang ingin mereka buat.
Biarkan imajinasi mereka berkembang untuk kemudian disalurkan ke dalam tulisan. Baik itu mengenai superhero kesukaan mereka, cita-cita mereka, atau mungkin hal lainnya.
3. Fasilitasi siswa dengan media menulis
Bapak/Ibu juga bisa menyediakan media komunikasi bagi siswa sekaligus sebagai sarana publikasi hasil tulisan mereka. Salah satunya bisa berupa mading, atau bahkan sekadar papan di kelas dengan tema yang berbeda-beda setiap bulannya. Media ini bisa menjadi tempat bagi siswa menyalurkan karya tulisan dan menjadi wadah aktualisasi bagi mereka. Jika dimanfaatkan dengan baik, media seperti ini dapat menumbuhkan minat siswa untuk menulis.

Baca Juga : Potret Pendidikan di Masa Pandemi

4. Hargai dan dukung selalu hasil tulisan siswa
Dalam setiap tulisan yang siswa buat, tentu selalu ada hal yang dapat Bapak/Ibu puji. Walaupun masih ada hal-hal yang kurang sempurna, hargailah usaha mereka karena telah mau mencoba dan mencurahkan kemampuan mereka ke dalam tulisannya. Nilailah prosesnya dan jangan menilai hasilnya saja.
5. Tidak perlu mengajarkan terlalu banyak tata bahasa saat siswa baru mulai menulis
Tata bahasa yang baik dan benar bersifat berkembang dan akan dikuasai anak sedikit demi sedikit. Jangan mengajarkan terlalu banyak tata bahasa yang rumit saat anak baru saja mulai belajar menulis.
6. Manfaatkan teknologi
Saat ini kebanyakan siswa pasti lebih senang bermain dengan gadget.
Nah, hal ini dapat dimanfaatkan oleh Bapak/Ibu Guru menjadi sesuatu yang positif, karena bermain gadget tidak selalu memberikan dampak negatif pada siswa. Banyak media sosial seperti google+, facebook notes, atau platform blog seperti wordpress dan blogspot yang bisa dengan mudah diakses melalui gadget.
7. Jangan menuntut siswa untuk menulis dengan sempurna
Saat anak merasa tulisannya dituntut untuk sempurna, maka bisa saja ini akan menyingkirkan kreativitas atau bahkan kelumpuhan besar bagi mereka dalam menulis.
Menulis adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Kemampuan menulis akan bermanfaat untuk setiap siswa di masa yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News