Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Perwujudan proses belajar-mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Menurut Bruce Joyce dan Marshal Weil (1980), model mengajar dapat dikelompokkan ke dalam empat hal, yaitu proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal batrik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar.
Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas. Tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini, bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Baca Juga : Mengajar Daring, Guru Siap Siaga Gadget 24 Jam
Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara kepada faktor guru. Hal ini menunjukkan betapa eksistensi peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
Agar dapat mengajar efektif, guru harus mampu meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru menunjukkan keseriusan saat mengajar. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar, makin meningkatkan kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.
Baca Juga : Resensi The Psychology of Money, Oleh: Bryan Satriya Hanggar Fidianata Putra
Di satu sisi, implementasi kurikulum 2013 menitikberatkan kepada pencapaian kompetensi dasar yang harus dimiliki dan dikuasai siswa. Ini karena dalam kurikulum 2013 pengalaman pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa yang konkrit dalam proses pembelajaran. Maka guru harus memiliki strategi pembelajaran yang kooperatif dan tepat bagi siswanya.
Ada banyak ragamnya model pembelajaran yang kooperatif, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD). Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam kelompok kecil (3-5 orang) atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat serta saling membantu satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan. Satu kelompok sifatnya adalah heterogen dalam kemampuannya. Sehingga terjadi hubungan sosialisasi saling memberi dan menerima pengalaman belajar.
Implementasi STAD
Metode STAD diimplementasikan dalam pembelajaran Matematika memiliki beberapa tujuan, yaitu pengalaman pembelajaran kooperatif, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Keuntungan dari penggunaan metode STAD seperti pembelajaran menjadi aktif, membangun keterampilan sosial, saling ketergantungan dan membutuhkan serta tanggung jawab individu dan kelompok.
Baca Juga : Cara Belajar Bahasa Inggris dengan Mudah dan Menyenangkan
Manfaat dari implementasi metode STAD adalah membina sikap saling menghargai keberadaan anggota kelompok. Di samping itu juga membina sikap saling memberi pengetahuan antara siswa pandai dan kurang pandai. Metode STAD juga mampu mendorong siswa untuk memicu prestasi, baik individu maupun kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik STAD dimulai dengan membentuk kelompok yang beranggotakan 3-5 orang atau lebih siswa heterogen berdasarkan prestasi, jenis kelamin, suku dan lain sebagainya. Guru kemudian menyajikan dan menyampaikan materi pembelajaran. Guru lalu memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan anggota kelompok yang sudah menguasai diminta menjelaskan kepada anggota kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti dan memahami.
Kemudian guru memberikan kuis dan pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis, teman kelompok tidak boleh membantu. Langkah terakhir adalah guru memberikan evaluasi kepada seluruh siswa.
Baca Juga : 7 Langkah Sekolah Maju Dinas Pendidikan Kabupaten Malang
Selama pembelajaran Matematika yang menggunakan STAD, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah untuk setiap selesai pelajaran, guru selalu memberikan kuis pada siswa, misalnya tiga kali pertemuan berturut-turut. Kedua adalah guru membandingkan perolehan nilai setiap siswa dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga tentang prestasi dan kemajuan belajarnya. Ketiga adalah guru dapat membandingkan prestasi setiap kelompok.
Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa lebih termotivasi sehingga dapat meningkat hasil pembelajaran siswa, khususnya pada pelajaran matematika. Keberhasilan pembelajaran di kelas salah satunya ditentukan oleh metode pembelajaran yang ditetapkan oleh guru.
Sehingga kesiapan guru dalam mempersiapkan diri rencana pembelajaran mutlak diperlukan.