Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan oleh para orang tua. Saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah dibagi dua jenis, yaitu pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk pendidikan formal merupakan pendidikan menengah yang berperanan dalam menyiapkan tenaga kerja profesional dan terampil di bidang tertentu.
Sesuai Pasal 15 UU Sisdiknas, bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Salah satu bidang keahlian SMK adalah pariwisata. SMK bidang pariwisata memiliki program keahlian salah satunya adalah perhotelan dan jasa pariwisata. Tujuan program keahlian adalah membekali siswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten di bidang yang terkait dengan perhotelan.
Baca Juga : E-Bike Bikinan SMK Nasional Malang Charge Dua Jam Bisa Tempuh 70 Km
Siswa di tingkat SMK sudah disiapkan masa depan atau karir yang sesuai dengan yang diharapkan sebelum mereka benar-benar menginjak dunia kerja (lulus SMK). Di dalam mata pelajaran industri perhotalan dijelaskan materi-materi yang penting tentang segala yang berkaitan dengan perhotelan, dengan harapan agar semua lulusan mampu bekerja dengan baik dan menguntungkan perusahaan.
Namun kenyataannya banyak siswa yang kurang bersemangat untuk belajar materi tersebut, yang mengakibatkan prestasi belajarnya rendah. Hal ini juga terjadi pada SMKN 1 Jombang, dimana guru mata pelajaran industri perhotelan melihat kondisi siswa pada saat belajar di kelas, rata-rata mereka kurang termotivasi.
Agar Tidak Monoton
Proses belajar, di satu sisi, adalah inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran dibutuhkan salah satu strategi pembelajaran, yaitu cara atau seni untuk meningkatkan sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa.
Baca Juga : Pengenalan Dunia Industri, HMJ Manajemen UNIRA Ajak Mahasiswa Study Tour ke Perusahaan Jepang
Salah satu domain strategi adalah penggunaan metode pembelajaran agar siswa tidak mudah jenuh dan pembelajaran dari guru tidak monoton. Guru industri perhotelan bisa menggunakan metode jigsaw.
Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. Model pembelajaran jigsaw merupakan strategi menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Hal ini sesuai dengan materi yang akan disampaikan guru.
Metode jigsaw sebagaimana proses pembelajaran kelompok lainnya merupakan suatu cara efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam cooperative script dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Baca Juga : Pemkot Batu Beri Penghargaan Untuk 12 Pelaku Usaha Pariwisata Berstandar CHSE
Tujuan penting dari jigsaw adalah untuk mengajarkan kepada siswa untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.
Manfaat lain dari jigsaw adalah siswa akan lebih aktif di dalam kelas, komunikasi antar siswa dengan guru maupun siswa yang lain juga berlangsung dengan baik. Kelompok yang dibentuk secara heterogen dapat menghindarkan siswa yang suka menumpang temannya saat proses pembelajaran, karena setiap individu memiliki tugas berbeda.
Jigsaw adalah bentuk khusus dari tugas kesenjangan informasi di mana setiap anggota kelompok diberikan beberapa informasi spesifik dan tujuannya adalah untuk mengumpulkan semua informasi untuk mencapai beberapa tujuan. Melalui jigsaw, siswa ditugaskan untuk menjadi kelompok ahli dan menyelidiki topik tertentu. Melalui proses ini, siswa mengembangkan pemahaman yang kaya tentang topik yang ditugaskan.
Baca Juga : Mengenal Model Pembelajaran Sefl Regulated Learning Oleh :Anik Twiningsih, M.Pd
Dalam pelaksanaan jigsaw, siswa diberi tanggung jawab oleh guru mengenai informasi yang harus dipelajari dan dipahami. Setelah mempelajari informasi tersebut dalam kelompoknya masing-masing, setiap anggota mempelajari bagian-bagian ini berkumpul dengan anggota-anggota dari kelompok-kelompok lain yang menerima bagian-bagian ini berkumpul dengan anggota-anggota dari kelompok-kelompok lain yang juga menerima bagian-bagian materi yang sama.
Jika anggota 1 dalam kelompok A mendapatkan tugas mempelajari alur, maka dia harus berkumpul dengan siswa 2. Dalam kelompok B dan siswa 3 dalam kelompok C dan seterusnya yang juga mendapat tugas mempelajari alur. Perkumpulan siswa yang memiliki bagian informasi yang sama ini dikenal dengan istilah kelompok ahli (expert group).
Dalam expert group ini, masing-masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada teman-teman satu kelompoknya yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam expert group ini kembali ke kelompoknya yang semula. Masing-masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya.
Baca Juga : Expo & Expose ICT SMK Jatim 2021
Menurut Anita, unsur-unsur pembelajaran dalam jigsaw meliputi saling ketergantungan positif (positive interdependence), akuntabilitas individual (individual accountability), tatap muka (face to face interaction), keterampilan sosial (social skill) dan proses kelompok (group processing). Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.
Dengan menggunakan jigsaw, siswa diharapkan siswa lebih termotivasi dan hasil belajarnya menjadi meningkat. Pembelajaran diawali dari konsep bahwa siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman sebayanya dan secara rutin belajar kelompok saling membantu memecahkan masalah yang kompleks.