Kurikulum Merdeka memiliki karakterteristik yang mengacu pada pengembangan soft skill dan karakter, fokus pada materi esensial, serta pembelajarannya yang fleksibel. Dari ketiga karakteristik tersebut maka pendidik memiliki keleluasaan dalam mengembangkan metode dan strategi di dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang disesuaikan kebutuhan, kesiapan dan gaya belajar siswa.
Selama lebih dari 26 tahun mengajar, beberapa kondisi yang sampai saat ini masih dirasakan perlu mendapatkan perhatian adalah kurang mandirinya siswa dalam mengerjakan berbagai tugas dan kegiatan yang diberikan guru, meskipun berbagai metode pembelajaran sudah digunakan guru selama pembelajaran, tetapi masih banyak siswa yang belum mandiri dan secara sadar untuk belajar. Salah satu metode yang sering digunakan oleh guru diantaranya adalah membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan meminta siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya, namun pembagian kelompok yang selama ini digunakan minimal 4 siswa, sehingga masih ada siswa di setiap kelompok yang hanya melihat, ngikut saja tanpa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap kelompoknya masing-masing. Begitu juga yang dirasakan penulis di SMP Negeri 2 Sumberpucung khususnya di kelas 7. Oleh karena itu untuk mengatasi kondisi siswa yang masih belum mandiri dalam belajarnya, maka penulis menggunakan strategi Q & A dengan metode Pair Learning.
Dari latar belakang di atas maka tujuan dari karya tulis ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana strategi Q & A dengan metode Pair Learning dapat meningkatkan kemandirian siswa pada pembelajaran IPA di kelas 7 SMP Negeri 2 Sumberpucung; b. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap strategi Q & A dengan metode Pair Learning pada pembelajaran IPA di kelas 7 SMP Negeri 2 Sumberpucung.
Q & A adalah diambil dari kata Quistion dan Answer, yang artinya Tanya dan jawab, Q & A dalam karya tulis ini adalah strategi yang dilaksanakan dengan meminta siswa untuk membuat pertanyaan sekaligus jawaban. Siswa dipasangkan dengan membuat kelompok beranggotakan 2 siswa. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk membaca pertanyaan dan kelompok lain menjawabnya, begitu seterusnya sampai semua kelompok bisa menyampaikan pertanyaan. Sedangkan guru mengamati, mencatat dan memberikan penguatan terhadap jawaban yang diberikan siswa
Metode Pair Learning dalam karya tulis ini adalah salah satu metode dari model pembelajaran kooperatif yang dikenal dengan nama TPS (Think Pair Share) adalah pembelajaran yang menggabungkan berpikir, berpasangan, dan berbagi. Model ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain, mengoptimalkan partisipasi siswa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
APLIKASI PRAKTIS INOVASI DALAM PEMBELAJARN DI KELAS
Penerapan strategi Q & A dengan metode Pair laerning di dalam kelas sesuai dengan modul ajar yang dibuat. Tahap pendahuluan guru memberikan salam dan meminta ketua kelas memimpin doa, selanjutnya mengecek kehadiran dan menanyakan kondisi kesehatan para siswa, tidak lupa memberikan semangat dengan mengucapkan yel-yel TGP (Selamat pagi – pagi… pagi …pagi…. luar biasa…. tetap semangat … TGP Yessss). Pada pertemuan pertama tentunya guru membuat kesepakatan kelas dan tes diagnostik awal.
Pada modul ajar yang telah dibuat, pada materi hakekat sains dan pengukuran pertemuannya 4 kali dengan durasi 10 jam pelajaran. Pelaksanaan dimulai pada hari Senin (22/7/2024) sampai dengan (30/7/2024).
Setiap pertemuan kegiatan inti dimulai dengan meminta siswa membaca buku, handout, atau melihat youtube yang sebelumnya diberikan dalam bentuk link. Namun demikian ada waktu 30 menit bagi siswa untuk mengulang baik membaca, menulis (merangkum) dan melihat Youtube. Setelah 30 menit berlalu, guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 2 siswa (berpasangan). untuk menghemat waktu maka pembentukan kelompok dilakukan pada siswa sebangku. Siswa diberi tugas membuat beberapa pertanyaan sekaligus jawabannya. Siswa diberikan waktu kurang lebih 40 menit sampai semua pasangan memperoleh kesempatan menyampaikan pertanyaannya. Setiap pasangan berhak menunjuk pasangan lain untuk menjawab pertanyaan yang dibuat, tetapi jika pasangan yang ditunjuk tidak bisa menjawab maka guru berhak meminta pasangan lain yang bisa menjawab. Begitu seterusnya sampai semua pertanyaan dapat terselesaikan.
Dalam proses pembelajaran melalui strategi Q & A dengan metode Pair Learning tersebut guru mencatat pasangan-pasangan yang menjawab pertanyaan dengan benar dan memberi tanda plus di daftar nilai. Pada pertemuan ini siswa hanya membuat pertanyaan pada materi Hakekat Sains dan Pengukuran. Setiap jawaban dari pasangan yang masih kurang tepat guru memberikan penguatan dan penjelasan biar materi lebih terarah dan bisa dipahami siswa. Sebelum pertemuan ditutup siswa diberikan ice breaking.
ANALISIS DATA DAN KESIMPULAN
Dari hasil penggunaan strategi Q & A dengan metode Pair Learning diperoleh hasil bahwa siswa yang bisa menjawab dari pasangan yang memberikan pertanyaan meningkat dari 14 siswa pada pertemuan pertama, 20 siswa pada pertemuan kedua, 28 siswa pada pertemuan ketiga dan 31 siswa pada pertemuan keempat.
Kalau diprosentase maka ada peningkatan setiap pertemuannya, pada pertemuaa pertama 43,75%, pada pertemuan kedua 62,5 %, pada pertemuan ketiga 87,5 % dan pertemuan keempat 96,88 %. Oleh karena ada peningkatan prosentase siswa yang aktif dan bisa menjawab maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi Q & A dengan metode Pair Learning dapat meningkatkan kemandirian pada pembelajaran IPA di kelas 7 SMP Negeri 2 Sumberpucung.
Sedangkan respon siswa terhadap strategi Q & A dengan metode Pair Learning ditunjukkan isian google form yang diberikan kepada siswa, yaitu pada pertanyaan pertama pada materi Hakekat sains dan Pengukuran 75 % siswa menjawab menyenangkan, 21,2 % sangat menyenagkan, dan sisanya 3,8 % kurang menyenangkan. Pada pertanyaan kedua bagaimana siswa memahami materi hakekat sains dan pengukuran, jawabannya yaitu 12, 1 % sangat mudah memahami, 54,5 % mudah memahami, 27,3 % kurang memahami dan sisanya 6,1 % tidak mudah memahami.
Pada pertanyaan ketiga menurut kalian strategi Q &A dengan metode Pair Learning yang digunakan, 48,5 sangat menyenangkan, 48,5 menyenangkan dan sisanya 13 % kurang menyenangkan. Pada pertanyaan keempat apakah strategi Q & A dengan metode Pair Learning bisa dipakai untuk materi selanjutnya, jawaban siswa adalah 87,9 % mengatakan YA dan sisanya 12,1 % menjawab TIDAK. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi Q & A dengan metode Pair Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa, karena respon dari siswa sangat baik Baca konten versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 129