Malang, IP – Diiringi musik tradisional dari sound sistem, dengan gemulai para penari di Kampung Budaya Polowijen (KBP) menunjukkan kelihaiannya menggerakkan tubuh mengikuti alunan musik tradisional. Menggunakan kostum bertema budaya, enam penari kompak memperlihatkan gerakan tarian yang sama. Tangan lentik dan gerakan tubuh yang cepat mampu mengundang sorak dan tepuk tangan penonton. Enam penari tersebut ikut memeriahkan festival kampung tematik yang diadakan di KBP.
Mengusung tema “Panawijen Djaman Mbiyen #3”, KBP setiap tahunnya memang mengadakan gelaran festival kampung tematik. Selain untuk mengikuti rangkaian kegiatan kampung tematik yang diadakan oleh Disporapar Kota Malang, gelaran tersebut juga untuk memperingati hari jadi Polowijen. Minggu (1/11/2020) kemarin, gelaran untuk yang ke-tiga kalinya ini diselenggarakan di Jalan Cakalang RW 3 Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Menurut Isa Wahyudi, Polowijen telah menginjak hari jadi yang ke 1.076 tahun. Hal ini didasarkan atas perhitungan Arkeolog M. Dwi Cahyono pada Prasasti Karundungan Kanjuruhan B. Dia menambahkan bahwa KBP juga ikut serta dalam melestarikan Topeng Malangan dan kesenian-kesenian lain yang ada di Polowijen, sehingga keberadaan KBP ikut terlibat dalam sepuluh objek kemajuan kebudayaan.
“Objek-objek tersebut diantaranya seni, pelestarian manuskrip, pengetahuan tradisi, olahraga dan teknologi tradisional, sampai penyelenggaraan ritus” tambahnya
Pria yang akrab di sapa Ki Demang tersebut, menjelaskan pergelaran Panawijen Djaman Mbiyen #3 ini sekaligus menjadi tanda dibukanya kembali KBP di era new normal. Setelah berbulan-bulan tutup karena pandemi, KBP akan kembali dibuka untuk wisatawan dengan syarat mematuhi protokol kesehatan.
“Untuk kelompok minimal 50 orang, kita buka dengan paket-paket kunjungan. Namun wisatawan juga bisa berkunjung secara mandiri (perorangan). Untuk harga sudah tersedia. Untuk yang perorangan akan kita bahas” jelasnya
Dalam Festival Panawijen Djaman Mbiyen #3, menampilkan seni Tari Topeng Ragil Kuning, Tari Topeng Malangan, seni tari tradisional kreasi anak-anak Polowijen, permainan angklung, selain itu juga mendatangkan penyanyi-penyanyi viral seperti Yudi Praya dan Aira, penyanyi dangdut Koplo Sak Celupan. Dan pada penutup acara pengunjung dibuat kagum dengan tampilan 5 Tari Topeng secara bersama. Menariknya dalam festival ini juga di siarkan melalui Live Streaming Youtube dan IG TV akun KBP.
Edy Wijanarko Ketua Komisi A DPRD Kota Malang mengaku sangat mengapresiasi adanya KBP. Selain bisa menggelar Festival Panawijen Djaman Mbiyen #3 dengan meriah, KBP juga telah menjadi embrio atau cikal bakal berbagai macam kesenian tradisional di Kota Malang.
“Pemerintah Kota Malang selalu mendukung, dengan adanya koordinasi antara kami dengan penggagas Kampung Budaya Polowijen. Kami siap mengawal apa pun, seperti anggaran untuk pengembangan” tutupnya. (was)