
Malang, IP-Universitas Islam Malang (Unisma) berada di posisi 44 peringkat perguruan tinggi (PT) versi Kemendikbud. Ini menempatkan Unisma tertinggi di antara perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS) di Malang dan juara dari lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia.
Namun, tidak mudah untuk mempertahankan. Karena itu, Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri MSi, mengambil langkah maju. “Sekarang kami sedang melakukan perombakan besar-besaran kurikulum . Mulai menyusun program unggulan masing-masing program studi (Prodi),” kata Maskuri.
Unggulan-unggulan ini menjadi daya saing sebagai upaya untuk melejitkan Unisma di program merdeka belajar. Karena itu, mata kuliah dia rombak total. Tidak lagi rekonstruksi. “Kalau rekonstruksi kan pembenahen-pembenahan. Ini perombakan secara total. Bahkan, mata kuliah-mata kuliah kami susun dengan market table,” jelas Maskuri.
Menurutnya, kini Unisma sedang melongok untuk memiliki daya saing global. Bukan lagi nasional. Tetapi, lokal wisdom, kearifan local, tetap menjadi perhatian. Kemudian juga pada tingkat nasional dan internasional.
“Ini menjadi dasar pijakan kami. Tetapi ini semuanya kita copas dengan spirit Islam rahmatan lil alamin. Dengan spirit Islam ahlussunah wal jamaah,” papar Maskuri.
Sistem pembelajaran di Unisma ke depan, tidak lagi kelas menjadi tempat utama kuliah. Kelas hanya bagaian dari sebuah proses besar di dalam perkuliahan. Karena 50 persen kuliahnya nanti ada di industry dan di lembaga mitra, sesuai bidang displin ilmunya.
Bahkan, kami pun sudah membuka diri untuk perguruan tinggi lain mengambil 2 semester di Unisma. Ada kurikulum yang secara khusus dikemas, bahwa mahasiswa yang kuliah di dalam negeri lebih tertarik mengambil Unisma daripada di luar. Tetapi, yang di luar juga akan teratrik mengambil di Unisma.
“Inilah yang saat ini sedang kami susun sedemikian rupa. Jadi 50 persen forum grup discussion (FGD) di dalam kelas, dan 50 persen dia akan melakukan riset dan development kemagangan di perudsahaan-perusahaan mitra kami,” ungkap Maskuri.
Kini, lanjut dia, seluruh fakultas berikut prodinya didorong untuk memiliki kemitraan. Termasuk melibatkan alumni-alumni Unisma yang sudah sukses.
Lalu bagaimana dengan kemitraan dengan luar negeri, menurut Maskuri sudah gencar dilakukan. Walau masih pandemi Covid, Unisma melakukan joint kurikulum dengan PT-PT luar negeri, seperti Uzbekistan, Thailand, Brunei, Taiwan, dan lainnya.
Ini sudah dia upayakan. Bahkan, mahasiswa Unisma didorong untuk praktik lapangan, kulaih kerja nyata, penulisan karya ilmiah di luar negeri, bersama-sama dengan PT mitra yang disebut dengan joint reaserch. Saat ini Unisma telah bekerjasama dengan 117 PT luar negeri dan 270 PT dalam negeri. Juga dengan 87 industri dan sekitar 300 lembaga pendidikan.
Unisma juga akan emmperbanyak guru besar. Saat ini ada 9 orang yang diusulkan. Hingga 2023 ditarget menambah 42 guru besar. Juga mendorong prodi-prodi untuk mengikuti akreditasi internasional.
“Ini yang kami lakukan dalam perombakan di kampus merdeka. Jadi berbagai langkah kami lakukan,” papar Maskuri
Perombakan ini menjadi kunci utama untuk meraih ranking. Karena, penilaian tahun ini lebih komprehensip, mulai input, proses output, semua tergambar di dalam perangkingan PT tingkat nasional. “Kami apresiasi dengan Mendikbud dan jajarannya yang telah berusaha untuk bisa memberi motivasi yang luar biasa bagi kinerja PT,” kata Maskuri.(eny)