Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per 23 Desember 2020, sama seperti tahun-tahun sebelumnya kuota siswa pendaftar SNMPTN disesuaikan dengan akreditasi sekolah. Ketua LTMPT, Mohammad Nasih, dalam pengumumannya itu menyatakan, bahwa kuota ditetapkan berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kemendikbud.
Sekolah dengan akreditasi A, mendapat jatah 40 persen siswa terbaik di sekolahnya. Akreditasi B sebanyak 25 persen, dan akreditasi C hanya 5 persen. “Sekolah juga wajib melakukan pemeringkatan siswa berdasarkan nilai mata pelajaran. Setiap sekolah diminta untuk memeriksa validitas data kuota itu, dan sanggahan melalui mekanisme yang telah disediakan diberi kesempatan hingga 15 Januari 2020,” kata Nasih.
Ditambahkan Nasih, sekolah juga nantinya, dalam tahapan berikutnya, diberi peran lewat pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan prestasi akademik siswa. “Nantinya, PDSS menjadi basis data LTMPT untuk seleksi siswa. Sekolah yang siswanya mengikuti SNMPTN harus mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan mengisikan data prestasi siswa di PDSS dengan lengkap dan benar,” imbuh dia.
Adapun siswa yang berhak mengikuti seleksi, lanjut Nasih, adalah siswa yang memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), memiliki prestasi unggul, dan rekam jejak prestasi akademik di PDSS.
“Berdasarkan jadwal kegiatan yang juga telah diumumkan, SNMPTN 2021 akan diawali dengan peluncuran sistem penerimaan mahasiswa baru pada 4 Januari 2021. Lalu akan diikuti pendaftaran akun registrasi ke LTMPT sampai 1 Februari serta penetapan siswa yang eligible oleh sekolah dan pengisian pangkalan data dan sekolah sampai 8 Februari,” kata dia.
Kepala Sekolah (Kasek) SMA Negeri 1 Kota Batu, Pamor Patriawan mengatakan, sedikit terhambat untuk membekali anak didiknya agar mampu menembus kuota. Sebab, metode pembelajaran saat pandemi Covid-19 ini adalah daring. “Jika dulu kami bisa maksimal memberikan bekal kepada siswa karena pembelajarannya tatap muka. Dulu kita bisa mengevaluasi langsung kekurangan akademik siswa,” jelas dia.
Namun demikian, pihaknya akan memaksimalkan kuota 40 persen untuk dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bagi para alumninya nanti.
“Upaya konkret telah kami lakukan.
Memaksimalkan modul untuk dipelajari siswa, juga intensitas guru memberikan materi khusus kepada siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) agar tidak terlalu tertinggal prestasinya,” tandas dia. (doi)