Malang, IP – Sudah sekitar sebulan bimbingan belajar (Bimbel) ‘Ayo Sinau’ digelar Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Wagir. Kesulitan anak-anak belajar secara daring melatarbelakangi gerakan ini. Juga kondisi masyarakat sekitar yang mayoritas menganggap bahwa pendidikan hanya cukup di tingkat SMA.
Karena itu Rizal dan Nur Bayu Indra Wijaya, masing-masing adalah Ketua dan Anggota PCPM Wagir, kemudian menginisiasi terbentuknya Bimbel gratis ‘Ayo Sinau’ awal November lalu.
“Anak-anak seperti kurang ada motivasi untuk belajar lebih. Parahnya, ketika masa pandemi, banyak anak di Wagir yang tidak memiliki HP dan kesulitan mengakses internet. Maka dari situ saya dengan Rizal, dibantu teman-teman lainnya, menginisiasi untuk membuka bimbel gratis” ujar Nur Bayu Indra Wijaya
Nur Bayu menambahkan, bahwa bimbel ‘Ayo Sinau’ ditargetkan dapat membantu pendidikan bagi anak-anak se-Kecamatan Wagir. Namun, saat ini bimbel ini masih kekurangan relawan yang bersedia menjadi tutor atau guru. Karena itu, untuk sementara ini, bimbel masih dijalankan di tiga desa. Yaitu Desa Wiloso, Parangargo, dan Desa Sitirejo.
Walau demikian, upaya menambah sukarelawan tutor bimbel masih berjalan hingga sekarang. Dengan cara membuka lowongan yang disebar melalui media social (medsos).
Meski hanya bersifat sukarela, tutor nantinya tetap mendapatkan kompensasi dari PCPM. Berupa uang tunai sejumlah Rp. 20.000 setiap pertemuan. Tutor difokuskan berasal dari pemuda sekitar yang diharapkan dapat ikut serta membantu perbaikan pendidikan di Kecamatan Wagir.
“Jika dihitung, masih ada tujuh sukarelawan yang menjadi tutor. Tiga dari PCPM, sedang empat lainnya berasal dari luar PCPM. Untuk bimbel, memang sengaja tidak dipungut biaya alias gratis. Karena jika harus bayar, akan jadi beban tersendiri bagi orangtua anak-anak,” ungkap Nur Bayu
Menurutnya, kendala mengadakan bimbel lebih kepada aspek ketersediaan tutor. Seperti adanya tutor yang terkadang tidak hadir, karena bentrok dengan jadwal kuliah. Dampaknya, tutor menjadi kurang aktif.
Bimbel ‘Ayo Sinau’ rutin dilaksanakan sebanyak dua kali per minggu. Untuk waktu dan hari pelaksanaan berbeda tiap wilayah. Menyesuaikan jadwal tutor dan murid bimbel. Bimbel gratis yang diadakan selama satu setengah jam ini selalu dihadiri empat sampai enam anak. Dengan total keseluruhan anak yang mengikuti bimbel sebanyak 38 orang.
“Sebenarnya di Dusun Temu ada 30 murid dan di Dusun Jamuran, Pandansari dan Sidorahayu total ada sekitar 40 murid, yang sudah mendaftar bimbel. Namun ,kini belum bisa terlaksana dengan baik, karena kekurangan tutor. Padahal, dengan menjadi sukarelawan tutor, kita itu bisa manambah kepekaan social, serta lebih peduli dengan lingkungan sekitar” tutup Nur Bayu. (was)