Malang, IP – Pentingnya pelaksanaan imunisasi bagi anak sekolah, tidak menghalangi Puskesmas Mulyorejo tetap melaksanakan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) saat pandemi Covid-19. Namun, pelaksanaannya tidak seperti saat sebelum pandemi dulu. Ada langkah-langkah yang harus dilewati agar sukses.
Antara lain, pemberian edukasi terkait pentingnya imunisasi.
Puskesmas juga menekankan sosialisasi masalah waktu dan teknis pelaksanaan. Juga bagaimana menerapkan protokol kesehatan bagi guru, petugas dan juga murid di sekolah-sekolah.
Agar terjamin keamanannya, sekolah harus menyediakan ruangan terbuka. Bisa mengatur dan memberi jarak untuk waktu kedatangan murid. Lalu melakukan screening terlebih dahulu, kepada murid yang akan mengikuti imunisasi. “Selain itu guru dan petugas puskesmas juga di screening terlebih dahulu dan hasil swab-nya harus negative,” ujar Kepala Puskesmas Mulyorejo, Dinna Indarti, Rabu (7/10)
Dinna menekankan, pentingnya pelaksanaan BIAS. Karena, imunisasi sangat berkaitan erat dengan KLB (Kejadian Luar Biasa). Walaupun pandemi, BIAS tetap harus dilaksanakan. Misal adanya jadwal vaksin difteri, tetapi sekolah menolak dengan alasan masih pandemi. Hal ini berisiko murid terkena KLB. Tertular difteri.
“Sebenarnya yang berpengaruh di masa pandemi ini berkaitan dengan penularan. Tetapi untuk orang boleh imunisasi atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan pandemi. Penularan Covid juga tidak melalui pembuluh darah. Ketika kita menyuntik tidak ada risiko untuk penularan” ujarnya
Dinna menuturkan, sejauh ini kendala pelaksanaan BIAS di masa pandemi salah satunya berasal dari penolakan melakukan imunisasi. Karena masih takut jika terjadi penularan Covid-19. Namun, dengan sosialisasi yang puskesmas berikan, sekolah dan masyarakat akhirnya bisa menerima.
Proses sosialisasi sendiri, dilakukan melalui whatsapp atau zoom meeting. Khusus untuk petugas, sosialisasi dilakukan secara langsung.
Binti Nafiah, Koordinator Imunisasi Puskesmas Mulyorejo menjelaskan, bahwa kegiatan BIAS Puskesmas Mulyorejo ditujukan untuk 32 sekolah. Secara teknis pelaksanaan, siswa, guru dan petugas harus menerapkan psysical distancing. Kemudian imunisasi dilakukan secara bergilir, setiap 10 anak selama 30 menit.
BIAS untuk SD kelas 1 dimulai sejak tanggal 5 sampai 22 Oktober.
Untuk kelas 2 dijadwalkan bulan November, sedangkan untuk kelas 5 dijadwalkan pada bulan Desember. Kegiatan BIAS ditargetkan selesai bulan Desember itu juga. Kemudian untuk kelas 1, imunisasi yang diberikan adalah Dt dan Mr. Untuk kelas 2 dan kelas 5, vaksin yang diberikan adalah Td.
“Kendala di lapangan saat pelaksanaan BIAS, biasanya dari sekolah yang belum siap. Terkadang ada ujian tengah semester (UTS). Bahkan, kadang tiba-tiba dibatalkan oleh pihak sekolah” ujar Nafiah
Jika ada orangtua murid yang tetap menolak setelah dilakukan edukasi, maka wajib mengirim surat pernyataan.
Ditujukan ke dinas terkait. “Tetapi kemarin beberapa yang menolak memakai surat biasa. Tanpa ada keterangan alasannya. Surat pernyataan kurang meyakinkan mengingat pentingnya imunisasi itu sendiri” tutup Nafiah. (was)