Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) telah mematok kuota 183 formasi guru yang akan direkrut sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi Kota Batu.
Padahal, jumlah GTT di Kota Batu mencapai 1.074 orang. Jatah itu ditempatkan di jenjang satuan pendidikan mulai tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Eny Rachyuningsih mengatakan bahwa seleksi P3K terkoneksi dengan sistem yang mencakup formasi maupun kebutuhan guru di Kota Batu. Sebenarnya pihaknya sudah memasukkan semua GTT ke dalam formasi P3K.
Tetapi, basisnya ada di Dapodik, sehingga kebutuhannya sesuai yang ditetapakan dalam kuota. Pemerintah sudah mengitung kekurangan.
“Seumpama begini, sekolah SD punya rombel enam, otomatis pemerintah pusat sudah mengitung kekurangan gurunya. Meliputi guru kelas ada enam guru, guru agama satu, PJOK satu guru, dan ditambah satu kepsek,” jelas Eny.
Semisal di sekolah tersebut ternyata PNS sudah ada lima orang, artinya yang dibutuhkan empat lagi. Nah empat itu akan diisi oleh GTT. Saat ditanya dengan banyaknya GTT yang tak tercakup dalam P3K, Eny menjawab pihaknya akan meningkatkan insentif.
“Seperti mengikutkan GTT dalam BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan sesuai domain pemda,” tutur dia.
Menurutnya, dokumen guru di Kota Batu sudah terdata di pusat. Salah satu yang terpenting adalah terdaftar di Dapodik sejumlah 1.074 guru.
“Untuk mengetahui siapa saja yang masuk Dapodik masing-masing guru bisa melihat di akun masing-masing,” kata dia.
Sementara itu, Priyanto guru SMP Imanuel mengaku meski kuota terbilang sedikit, dia menghargai upaya dari pemerintah untuk menyejahterakan guru.
“Satu kata saja, kita syukuri sudah. Tuhan tidak mungkin salah membagi rizky. Mau bagaimana lagi? Meski jumlahnya sedikit, namun itulah sementara upaya yang bisa diberikan oleh pemerintah kepada kita (para guru, red),” ungkapnya. (doi)