BIPA UMM Pelopori Kelas Pintar

0

Malang, IP – Perkembangan teknologi memiliki andil penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi misalnya.Sekarang sudah masuk dalam ranah digital menggunakan koneksi internet.

Dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu, BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) menciptakan Kelas Pintar. Dampak kondisi pandemi Kelas Pintar ini tercipta.

Penularan virus Covid-19 bisa terjadi karena menyentuh objek yang sudah terkontaminasi oleh virus. Untuk meminimalisir kejadian semacam itu, dan guna melaksanakan adaptasi kebiasaan baru, akhirnya konsep Kelas Pintar diciptakan dengan cara menggunakan sistem barcode.

“Perkembangan teknologi memudahkan kita. Apalagi, saat pandemi seperti saat ini, pegang buku itu rentan penularan virus dan bakteri, karena yang menyentuh bisa jadi berganti-ganti. Jadi kita membuat fasilitas pembelajaran yang tetap mematuhi protokol kesehatan. Tetapi, tidak mengurangi kualitas pembelajaran,” ujar Faizin, Kepala Divisi Internasionalisasi Progam dan Pengembangan BIPA UMM, kemarin.

Diungkapkan Faizin, barcode sudah berisi link materi pembelajaran bagi mahasiswa asing. Saat barcode di-scan, gadget akan langsung terkoneksi ke dalam platform yang menyimpan berbagai macam materi. Saat sudah berhasil terkoneksi, mahasiswa bisa mengunduh semua materi pembelajaran yang dibutuhkan.
“Semua aplikasi umum pemindai barcode bisa digunakan. Saat barcode dipindai, semua materi untuk meningkatkan keterampilan Bahasa Indonesia orang asing baik tentang menyimak, berbicara apapun bisa langsung keluar di situ (dalam gadget-red). Materi dibagi sesuai kelas dan kemampuan.

Jadi untuk dasar, menengah, dan mahir,” tambahnya
Diketahui barcode ditempatkan dalam setiap poster yang sudah ditempel pada pintu masuk dan dinding Kelas Pintar. Gambar pada desain poster barcode, mencerminkan arah dan tujuan materi yang disimpan dalam setiap barcode. Setidaknya dalam satu Kelas Pintar sudah berisi empat poster, dan mendatang jumlah poster barcode materi pembelajaran akan ditambah.

“Ini untuk memudahkan mahasiswa belajar dengan smartphone masing-masing. Jadi tanpa tutor pun mereka masih bisa terfasilitasi dan sudah bisa latihan secara mandiri. Namun, materi yang disediakan tetap disesuaikan dengan kemampuan dan kelasnya,” jelas Faizin
Penyusunan Kelas Pintar dilakukan sudah sejak dimulainya era New Normal bulan Juli tahun lalu. Sampai sekarang masih terus dikembangkan. Menariknya dalam platform yang telah disediakan dalam setiap barcode, juga dilengkapi fitur penilaian otomatis. Sehingga mempermudah mahasiswa untuk mengukur kemampuannya dengan mandiri.
“Selama ini kelas cuma ruangan dan ada gurunya sebagai fasilitator. Namun kelas ini bisa mendukung dan membantu mereka untuk beberapa kepentingan belajar. Makanya kita namakan Kelas Pintar, karena sumber belajar tidak hanya dari guru. Ini juga bisa diadaptasi di berbagai lembaga yang masih menggunakan kelas konvensional,” tandasnya
Menurut Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si Kepala UPT BIPA UMM Kelas Pintar menjadi salah satu alternatif dalam menghadapi pandemi COVID-19. Mahasiswa BIPA merupakan mahasiswa asing. Demi menjaga citra Indonesia di kancah Internasional melalui bahasa, diperlukan inovasi-inovasi sebagaimana Kelas Pintar.

“Itu tidak harus tatap muka, tetapi bisa menggunakan berbagai sumber. Dari situ maka BIPA UMM meluncurkan sebuah sistem pembelajaran tanpa tatap muka, tetapi mempunyai kontinuitas sebuah sinergi yang cukup luas dengan memanfaatkan teknologi,” ungkapnya
Dia berharap dengan adanya Kelas Pintar, pihaknya bakal lebih fokus pada pengorganisasian belajar, sehingga mahasiswa bisa lebih merdeka dalam belajar. (was)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News