Kab Malang, IP – Pembelajaran jarak jauh (daring) karena pandemi sudah berjalan hingga satu tahun lamanya. Hal ini membuat sekolah berupaya membentuk pola pengajaran yang lebih efektif bagi para siswa. Tidak terkecuali SMP NU Sunan Giri, Kepanjen.
Sekolah mengarahkan guru untuk tidak hanya memberikan pengajaran dalam bentuk membaca materi, melainkan memberikan pola pembelajaran yang menarik, agar siswa mampu belajar di rumah dengan maksimal.
“Kami menghindari pemberian materi pelajaran yang hanya menyuruh siswa untuk membaca LKS (Lembar Kerja Siswa) saja, karena justru tidak bisa tersampaikan dengan maksimal dan membuat anak-anak malas mengerjakan,” ungkap Laily Faiza, Kepala Sekolah SMP NU Sunan Giri Kepanjen.
Sekolahnya juga menekankan pembelajaran lebih kepada penciptaan prakarya agar setiap siswa bisa berkreasi seluas mungkin saat belajar di rumah. Harapannya, agar siswa tidak bosan mengikuti pelajaran daring.
Selain itu guru diharapkan lebih rajin dalam menghadapi para peserta didik, mengingat saat daring komunikasi secara langsung menjadi sangat minim. Hal ini membuat para siswa sering terlambat memberikan umpan balik kepada guru. “Karena itu, guru tidak boleh bosan mengingatkan siswa, baik terkait penugasan dan lain sebagainya,” tambahnya
Sugianto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP NU Sunan Giri Kepanjen menuturkan, bentuk ketelatenan yang selama ini dijalankan oleh guru adalah deÂngan membaca perilaku atau karakter setiap peserta didik. Dengan begitu guru mampu memberikan pengajaran yang lebih sesuai dengan karakter siswa.”Anak-anak dipahami dulu maunya seperti apa. Setelah itu,  proses pembelajaran baru bisa dimulai. Jadi guru tidak tiba-tiba memberikan materi, apalagi penugasan. Tetapi sebisa mungkin guru memberikan pendahuluan terlebih dahulu. Contoh sederhananya menanyakan kabar kepada peserta didik,” bebernya
Dirinya menambahkan, selama daring fokus yang dijalankan sekolah bukan pada KD (Kompetensi Dasar). Namun lebih kepada penekanan karakter peserta didik. Mengingat SMP NU Sunan Giri Kepanjen, merupakan sekolah berbasis agama.
“Bapak ibu guru tidak kami tuntut terlalu berlebih menghabiskan mapel (mata pelajaran) atau KD. Tetapi lebih kepada membentuk kaÂrakter siswa, seperti membiasakan siswa mengucapkan salam terlebih dahulu ketika bertegur sapa,” pungkasnya. (was)