Solailluna Roisa Balgis anggota Komunitas Pelajar Literasi (Komplit) “Sabha Pena” MAN BONDOWOSO DATA BUKU Judul: Cinta Subuh Penulis: Alii Farighi Penerbit: PT Falcon Interactive Jakarta Tahun Terbit: Juni 2019 Tebal: 292 halaman ISBN: 978-602-6714-52-7
Adalah Rizky Anangga Wijayanu yang sedang patah hati karena hubungannya dengan Mira yang sudah terjalin lama harus berakhir. Tetapi, tak perlu waktu lama untuk melupakan Mira karena Angga bertemu dengan sosok bidadari bernama Angga yang lagi patah hati langsung terobati ketika bertemu dan ia mengatakan bahwa Ratih adalah jodohnya.
Kemudian subuh datang, sekali lagi di antara kekosongan kehidupan, Tuhan memberikan harapan. Pertemuan dengan-Nya dirindukan orang yang di hatinya tertanam iman. Mengutip kalimat seorang alim, “Kehidupan adalah penantian antara waktu salat, penantian makhluk bertegur sapa dengan Sang Pencipta” (hlm 59)
Ratih terbangun dan langsung menunaikan kewajiban nya sebagai seorang muslim. Tepat pukul 06.30 WIB Angga terbangun setelah jam wekernya berbunyi entah berapa kali, ia melanjutkan wudu’ dan melaksanakan sholat subuh. Angga mengingat ilmu pelajaran agama sewaktu duduk di sekolah dasar tentang bolehnya salat subuh kesiangan kalau disebabkan lupa atau ketiduran.
Hari-hari berjalan seperti biasa tanpa pertemuan dengan Ratih. Tiba hari Kamis Angga mendapat undangan dari mantan kekasihnya, Mira. Undangan dari mantan memang brengsek membuat hati tidak nyaman, meskipun sudah move on. Demi menghindari undangan tersebut, Angga menunda memberi kepastian kedatangan dengan tidak membalas sama sekali. Hingga pada akhirnya Angga putuskan untuk tidak datang dengan alasan ia sedang menghadiri seminar.
Setelah semua peserta meninggalkan acara tersebut, Ratih segera pulang dan tidak ada hujan tiba-tiba Angga menghampirinya, pertemuan inilah yang membuat mereka semakin dekat. “Tahun depan kita lulus, kan? Ayo, pacaran. Setelah lulus kita nikah!” ucap Angga sembari memecah keheningan Goblok! Angga mengutuk mulut yang bicara tanpa meminta restu otak, tidak memikirkan konsekuensi apa pun.
“Tentu saja aku tidak pernah merencanakan untuk berkata “iya” menjawab pertanyaan yang mengacu pada pacaran. Tidak tahu juga apa yang ada di dalam kepalaku malam itu, rasanya ada euforia dalam hati ketika Angga menyatakan perasaan. Ada dorongan kuat untuk membalas perasaannya. Mungkin itu yang banyak anak muda bilang sebagai cinta. Jadi, sudah resmi. Hari ini, 30 Agustus 2018, adalah hari jadi kami” lirih Ratih
Satu minggu berlalu mereka menjadi pasangan tidak resmi di mata agama maupun negara. Angga betul-betul menepati janjinya untuk patuh setiap poin kesepakatan yang telah mereka buat bersama. Dan Ratih mulai berani menyimpulkan bahwa Angga adalah pria bertanggung jawab. Ratih mempunyai prinsip untuk tidak berpacaran, juga bukan wanita yang mudah terbuai cinta, terutama kepada pria yang belum dikenal. Tapi rasanya, Ratih tidak bisa menolak ketika Angga menyatakan perasaannya, seakan ada sesuatu yang berbeda datang dari pria biasa saja itu. Tiba-tiba Ratih dirundung penasaran. Dia pacaran dengan banyak perempuan sebelum dengannya. Angga terdiam wajahnya mengisyaratkan kebingungan dan ketakutan.
Hatinya mendadak perih dan untuk pertama kali Angga belajar tentang apa yang disebut cemburu.
Ketika Angga semakin bercerita, semakin sakit di dalam dada, seakan ada yang menusukkan pisau, lalu mengorek lukanya. Dan rasa sakit itu datang menghantam, menghasilkan air mata yang jatuh tanpa bisa Ratih bendung lagi. Tangisan Ratih membuat Angga ikut merasakan pedih. Ketika kita jatuh cinta secara total, menyakiti orang yang kita cinta sama beratnya dengan menyakiti diri sendiri. Mungkin benar dengan yang orang bilang kalau jatuh cinta hadir sepaket dengan patah hati. Buat Angga berantem dengan pacar bukanlah hal yang aneh, malah biasa banget. Tapi, berantem sama pacar karena salat Subuh kesiangan? That’s new!
Rizky Anangga Wijayanu bukan lelaki yang memenuhi daftar pasang idaman Ratih. Hingga akhirnya Angga melanggar peraturan dalam hubungan mereka. Setelah kejadian itu, Ratih menangis. Hingga akhirnya Ratih memutuskan untuk putus dengan Angga. Kejadian ironis itu membuat Ratih merasa kehilangan pun sebaliknya kepada Angga. Berkali-kali Ratih memohon ampun kepada Allah atas perbuatannya itu, setelah putus dengan Angga ada perasaan lega juga senang karena tidak lagi mempertahankan hubungan yang belum jelas. Namun di sisi lain Ratih sedih, rasanya sakit karena patah hati.
Pembahasan buku ini sangat menarik, sebab diselingi dengan beberapa kata-kata motivasi dan quotes. Cover bukunya tidak membuat bosan pembaca dan bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami. Buku ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan.
Sebagai saran, alangkah lebih baiknya buku ini dilengkapi dengan beberapa gambar sebagai pendukung dalam cerita.