
Kab Malang, IP – Guru kini tidak hanya berperan sebagai penyampai pelajaran kepada siswa, melainkan harus berperan aktif guna mengantisipasi tindakan perundungan atau bullying di lingkungan sekolah. Guru mesti jeli melihat potensi munculnya perundungan di lingkungan sekolah, sehingga bisa meminimalisir aksi perundungan tersebut.
“Pencegahan aksi perundungan atau bullying sangat diperlukan, apalagi di tingkatan sekolah dasar, di mana potensi perilaku seperti itu mulai muncul,” tegas Nanda Fatmasari Aprilia selaku Guru di MI Unggulan Darul Mujtaba Pakisaji.
Baca Juga :
-Setahun Jalankan Sekolah Plus Ngaji, SDN Pandanajeng 1 Ingin Tingkatkan Mutu
-Sambut HUT RI, Dua Murid SMKN 2 Turen Persembahkan Prestasi Nasional
-Sudah Terlatih Dari SD, Nayla Aurava Sabet Juara 1 Pencak Silat Tingkat Nasional
Kasus-kasus perundungan yang berujung fatal, bahkan kematian, menunjukkan bahwa masalah ini tidak bisa dianggap remeh. Peran seorang guru harus bisa bahu membahu mengatasi persoalan ini. Apalagi anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, dimana kasus-kasus perundungan juga banyak terjadi di lingkungan ini.
“Potensi perundungan sebenarnya bisa menimpa siapa saja kan, terlebih lagi di lingkungan sekolah-sekolah dasar. Biasanya anak-anak kan memukul temannya dengan alasan bercanda, padahal itu hal serius yang harus bisa diatasi oleh guru agar tidak keterusan yang bisa mengakibatkan berantem atau biasanya anak-anak yang dipukul itu sampai tidak mau sekolah,” tambahnya.
Salah satu penyebab utama terjadinya bullying adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya menghargai dan mencintai satu sama lain. Sehingga guru yang mendampingi siswa-siswinya di sekolah mesti lebih peka terhadap setiap perilaku mereka Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 127