Menerima Kegagalan dan Mengakui Kekalahan Adalah Bentuk Refleksi Diri, Oleh: Ninik Sri Itami, S.Pd. M.Pd.

0
Ninik Sri Itami, S.Pd. M.Pd. (Guru Penggerak Angkatan 2 SMP Negeri 2 Sumberpucung)

Selama 26 tahun menjadi guru tidak banyak yang dilakukan selain bagaimana memberikan yang terbaik untuk peserta didik, sebagai guru mata pelajaran IPA dan sekaligus menjadi pembina di berbagai ekstrakurikuler. Dalam kurun waktu yang tidak singkat tersebut ternyata tidak terasa bahwa usia sudah menginjak lebih dari setengah abad.

Baca Juga: 

 

Memaknai Semangat Berkompetisi dan Ambisi untuk Meraih Prestasi, Oleh: Ninik Sri Itami, S.Pd. M.Pd.

Menggali Potensi Diri Melalui Pendidikan Guru Penggerak Oleh : Ninik Sri Utami, S.Pd, M.Pd

Sebuah pengalaman beberapa minggu yang lalu ketika mengikuti sebuah lomba yang diharapkan bisa mengunggah sertifikat atau piagam penghargaan yang dimiliki, seminggu lebih mencari dan membongkar map-map lama dengan harapan bisa mendapatkan nilai yang tinggi, setelah hampir seminggu tersebut akhirnya pendaftaran ditutup. Alhasil Alhamdulillah memperoleh nilai yang diharapkan.

Setelah proses validasi berkas ternyata lolos dan mengikuti lagi tahap kedua, yaitu tes tulis pengetahuan dan kompetensi, karena memilih kategori edukatif sesuai dengan profesi sebagai guru, sehari belajar soal-soal yang ada hubungannya dengan kompetensi sebagai seorang guru, yaitu pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Meskipun tidak ada kisi-kisi soal dan materi yang harus dipelajari, dengan mempelajari kembali materi-materi yang ada di PMM (Platform Merdeka Mengajar) semoga bisa mengingat dan menambah pengetahuan, karena jujur saja, selama ini fokus dengan pembelajaran di kelas kadang waktu untuk meningkatkan kapasitas diri tidak ada apalagi kalau sudah di rumah tentunya urusan rumah tangga juga gak bisa dihindari.

Pelaksanaan tes tulis dimulai pukul 13.30 sd 15.00, soal yang diberikan berjumlah 100 soal. Mulai login dan mengerjakan soal dengan hati yang berdebar-debar, dan semakin berdebar ketika mengetahui soal-soal yang diberikan membuat kepala agak pusing. Ya… jujur karena soal di luar dugaan sehingga hanya pasrah dan berharap jawaban yang diberikan memiliki keberuntungan.

Bagaimana tidak pasrah pengetahuan umum tentang sejarah, bagi guru yang memiliki bidang IPS dan PKn tentunya mudah menjawabnya, sedangkan sebagai guru IPA sadar betul bahwa untuk menjawabnya perlu keberuntungan. Alhasil memperoleh nilai yang kurang memuaskan, dan tidak lolos ke babak berikutnya karena tidak masuk 10 besar.

Meskipun sedikit kecewa karena hasil akhir di tahap berikutnya nilai piagam dan sertifikat tidak mempengaruhi. Namun bagaimanapun juga setelah selesai mengikuti akhirnya tersadar bahwa pengetahuan yang ada dalam diri masih sangat minim, terutama diluar disiplin ilmu yang selama ini ditekuni. Beberapa hari merenung dan akhirnya harus menerima kegagalan dan harus mengakui semua kekurangan yang ada Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 131

 

 

 

 

 

 

 

Total Kunjungan: 8

Install Aplikasi Inspirasi Pendidikan di Ponselmu: Install Sekarang