Bukti Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) masih mampu berprestasi di saat pandemi diukir Tim SMA NeĀgeri 2 Kota Malang. Prestasinya tidak tanggung-tanggung. Mereka mengukirnya di event Youth National Science Fair (YNSF) 2020.
Tim KIR SMAN 2 terdiri Moch Rafly Ramadhani Al-A’raaf ( XI-MIPA 3) dan Adinda Arum Sari (XI-MIPA 1). Mereka meraih bronze medal, dengan fokus penelitian buah maja. Yaitu, ‘Optimalisasi Buah Maja Sebagai Minuman Imunomodulator’.
Dari ajang ini, dua siswa SMAN 2 Malang ini akan ke International Innovation And Invention Competition 2021 di Malaysia.
Meski rasanya sangat pahit, tetapi ternyata buah yang satu ini punya khasiat luar biasa. Memang, umumĀnya tanaman obat punya rasa kurang enak. Seperti halnya pace, buah maja juga punya keunggulan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti meredakan diare, meredakan lambung bengkak, menyembuhkan gatal-gatal pada kulit, mengatasi sembelit hingga berkhasiat untuk kecantikan seperti melembutkan dan mencerahkan kulit.
“Kaget bisa menang. Alhamdullilah,” jawab Rafly. Mereka tidak ada target harus menang.
Meski begitu sekolah memberi support buat timnya, sehingga mendapat pengalaman ikut lomba.
Prosesnya, sangat mudah. Masa pandemi Covid-19, peserta hanya mengumpulkan makalah kemudian presentasi secara online, diseleksi dan diumumkan pemenangnya.
Selain SMAN 2 Kota Malang, bronze medal juga untuk SMAN Unggul Subulussalam dengan judul ‘Sujel Sebagai Inovasi Minuman Terbaru dari Olahan Jengkol yang Kaya Kalium’ dan MAN Sidoarjo dengan judul ‘Probotik Patikan Kebo Sebagai Peningkat Sistem Imun pada Pasien Demam Berdarah’.
Menyinggung alasan peneliĀtian buah maja karena masyarakat kurang maksimal memanfaatanĀnya. Padahal, buah maja ini memiliki kekayaan lokal cukup banyak. Antara lain, bisa menyembuhkan diaĀre/sakit perut.
Biasanya di perkotaan hanya sebagai tanaman hias. āTetapi kalau di daerah saya, Bululawang, Gondanglegi di wilayah Kabupaten Malang, tanaman ini banyak sekali,” ujar Rafly.
Dalam kondisi saat ini, minuman hasil fermentasi buah maja yang memiliki senyawa beracun dapat digunakan sebagai imun yang dibutuhĀkan tubuh, sehingga kondisi tetap fit dan tidak mudah diĀserang virus. Fermentasi itu untuk menghilangkan senyawa beracunnya. Setelah itu kemudian diambil cairannya.
“Penelitian saat ini masih tahap pertama untuk menghilangkan senyawa beracunnya. Kami telah melakukan tiga uji laboratorium. Termasuk uji keracunan,” ujar ĀRaflyĀ sambil menambahkan saran juri agar penelitiannya lebih dikembangkan.
Menurut Rafly, saran para juri sejalan dengan keinginannya yang akan mengembangkan penelitiannya seperti dosis pemakaiannya, masa kadaluwarsa, dan sebagainya. āMinuman Imunomodulator ini diperuntukkan bagi orang yang memiliki sistem imun lemah atau tidak stabil,ā jelas Rafly.Bagi yang memiliki imun lemah sebaiknya mengonsumsi minuman imunomodulator yang akan memodulasi untuk memperbaiki sistem imun tubuh menjadi stabil kembali. (sap)