Selain program bimbel, Karang Taruna Eka Pramodya juga memiliki program unik lain. Yakni Baling Bambu Singkatan Bacaan Keliling Bagi Masyarakat Bumiayu.
Program Baling Bambu terbilang sudah cukup lama diadakan. Sudah sejak tahun 2018. Hingga sekarang masih tetap berjalan. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk kebudayaan atau kebiasaan anak-anak agar menjadi individu yang gemar membaca.
Memanfaatkan lemari portable yang bisa dibongkar pasang, kelompok Karang Taruna membawa buku-buku koleksi keliling wilayah RT. Secara bergilir setiap bulan. Jadi satu bulan, satu RT dan untuk RW 2, Bumiayu sendiri terdapat 14 RT yang harus disambangi bergilir setiap bulannya.
“Jadi kami keliling dari satu RT ke RT lain. Dengan membawa buku dan diselingi dengan kegiatan-kegiatan menarik. Seperti menggambar, mewarnai sampai PR (public relationship) tentang profesi. Teknisnya kami cari tempat yang nyaman. Menggelar karpet, pasang lemari portable, dan kami tata buku-bukunya” ujar Dedi
Berdasarkan penjelasan Dedi, buku-buku koleksi yang digunakan sebagai penunjang utama pelaksanaan program Baling Bambu. Kebanyakan berasal dari anggota Karang Taruna. Serta dari hasil donasi masyarakat RW 2 yang sangat antusias mendukung kegiatan Baling Bambu. Selain itu, kadang donasi juga berasal dari kalangan tenaga pendidik seperti dosen dan juga guru. Dari hasil donasi itu, sampai sekarang Karang Taruna berhasil mengoleksi buku sejumlah 150 buah.
Selama 3 tahun program ini berjalan, respons masyarakat sekitar terbilang cukup positif. Hal ini terlihat dari warga sekitar, terutama tiap ketua RT yang dengan terbuka dan sukarela menyiapkan berbagai macam penunjang program. Seperti konsumsi, hingga bahkan sampai dibuatkan tenda pada lokasi yang menjadi tempat anak-anak membaca.
“Sasaran kegiatan sebenarnya untuk umum. Namun, kebanyakan yang datang dari kalangan anak-anak. Sekitar 20 sampai 30 orang. Selain itu juga karena faktor koleksi buku kita, yang hampir 70 persen adalah buku bacaan untuk anak-anak” tandas Lenny
Menurut Lenny dengan membawa bahan bacaan keliling ke tiap RT, warga sekitar terutama anak-anak akan lebih antusias untuk membaca. Karena program ini bersifat jemput bola langsung kepada pembaca. Dengan demikian maka diharapkan masyarakat akan lebih tertarik, daripada harus datang ke tempat-tempat tertentu layaknya perpustakaan konvensional.
“Kalau harus datang ke tempat-tempat tertentu yang paten, mungkin nanti jadinya ada yang malas atau kendala waktu seperti itu” tambahnya
Setelah vakum selama hampir 7 bulan karena adanya pandemic Covid-19, mulai September lalu, kegiatan Baling Bambu mulai dijalankan lagi tahun ini. Hal ini dilaksanakan karena banyaknya masyarakat, khususnya anak-anak, yang kemudian menanyakan terkait pelaksanaan program. Guna merespons hal itu, kelompok Karang Taruna Eka Pramodya membuka dan melaksanakan kembali program Baling Bambu di tengah pandemi. Dengan catatan tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan maksimal.
“Tantangan menjalankan program dimasa pandemi adalah saat menghadapi anak-anak dan mengarahkan mereka untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Saat pandemi kami sosialisasikan dulu terkait protokol kesehatan. Kami arahkan cuci tangan, dan membagikan masÂker gratis bagi mereka yang datang tidak memakai masker” tutup Lenny. (was)