Malang, IP – Meski di tengah pandemi Covid-19, Universitas Negeri Malang (UM) mampu menambah empat guru besar. Mereka telah dikukuhkan pada 18 November 2020.
Salah satunya Prof Dr Ir Syaad Patmanthara MPd yang berhasil menjadi guru besar Teknologi Pembelajaran Teknik Informatika. Prof Syaad memberikan solusi pembelajaran saat pandemi Covid 19 seperti sekarang ini.
Pembelajaran yang harus mengedepankan blended learning yang memberikan pengalaman belajar yang baru serta bermakna bagi siswa.
Menurutnya, pandemi Covid 19 membawa percepatan transformasi yang mengubah pembelajaran menjadi daring dan sangat tergantung pada teknologi informasi.
Berbagai pembelajaran inovasi lahir untuk menyelamatkan siswa dari bahaya inkompeten akibat kondisi darurat berkepanjangan.
“Maka pembelajaran blended yaitu campuran online dan offline yang diikuti pembelajaran berbasis Web, Game Edukasi, dan media sosial layak segera diterapkan. Terutama di zona hijau atau kuning,” ungkap Prof Syaad ketika ditemui di Gedung Graha Cakrawala UM.
Kemudian profesor di bidang Teknologi Pembelajaran Teknik Informatika yang kedua di Indonesia ini mencontohkan pembelajaran lewat media social (medsos).
Lewat medsos dapat menanamkan aspek technical dan employability skill. “Seperti Tik Tok ternyata dapat menumbuhkan nilai kolaborasi dalam membangun budaya bekerjasama antar siswa,” terangnya.
Selain Prof Syaad yang juga dikukuh adalah Prof Dr Purnomo ST MPd, Prof Andoko, dan Prof Ir Arif Afandi ST MT IPM MIA Eng MIEEE PhD.
Prof Dr Purnomo ST MPd dari Fakultas Teknik, bidang ilmu pendidikan teknologi dan kejuruan. Prof Purnomo, merupakan guru besar pertama dalam bidang ini. Ia menganalisa permintaan dan ketersediaan guru SMK. Dalam penelitiannya, jumlah guru SMK sangat kurang. Termasuk kekurangan guru di daerah, sedangkan di kota justru meluber.
Solusinya menurut Prof Purnomo dengan menyelenggarakan pelatihan guru produktif di LPTK, maka kajian analisa guru SMK dan ketersediaan di LPTK akan tercukupi.
Sedangkan Prof Andoko yang membedah Fatique Failure yang menjadi penyebab utama kegagalan material pada konstruksi. Intinya yang mendeteksi media fatique pada komponen mesin atau benda bergerak.
“Seperti pada alat transportasi, ada tiga, yaitu pendekatan stress life, strain life, dan fracture mechanic. Hal ini untuk menentukan usia komponen pada mesin, hingga semuanya dapat diprediksi semua,” jelasnya.
Sisi positif dari temuan Prof Andoko dari bidang transportasi, yang nanti akan menjadi rujukan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dalammeniliti suatu kecelakaan. Ia pun kemudian mencontohkan kasus rel kereta api yang patah hingga mengakibatkan tergulingnya lokomotif beserta gerbongnya.
Rel itu diuji laboratorium yang kemudian muncul analisa kegagalan produk supaya tidak terjadi lagi kasus serupa.Sementara Prof Ir Arif Afandi ST MT IPM MIA Eng MIEEE PhD mengenalkan temuan konsep Nusantara Power Grid.
Temuannya itu merupakan inovasi pengiriman daya listrik di seluruh pulau di Indonesia.
Seperti palapa ring, dan jalur tol laut, maka jalur express kelistrikan semestinya dapat terdistribusikan hingga dapat mensuport seluruh wilayah di Indonesia.
“Melalui konsep Nusantara Power Grid, suatu daerah yang habis atau kekurangan energi dapat di-back up daerah lain.
Stok energi dapat terwujud. Dengan ini pula integrasi pembangkit energi lain dapat terkoneksi dengan baik,” ungkap Prof Arif.
Guru besar bidang teknik elektro sistem tenaga listrik UM ini mengatakan, penerapan Nusantara Power Grid, akses energi lebih mudah bagi masyarakat, yang dengan demikian krisis energi listrik akan segera teratasi di negeri ini. (sap)